Minggu, 12 Agustus 2012

PEMBELAJARAN DENGAN METODE PENUGASAN MELALUI PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR


BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bertanah air. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan bangsa itu sendiri dan kompleknya masalah kehidupan menuntut sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetensi. Selain itu, pendidikan merupakan wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak sumber daya manusia yang bermutu tinggi. Pendidikan bukanlah suatu hal yang statis atau tetap, melainkan suatu hal yang dinamis sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan secara terus menerus. Perubahan dapat dilakukan dalam hal metode mengajar, buku-buku, alat-alat laboratorium, maupun materi-materi pelajaran. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah lebih banyak dibanding pelajaran lain. Pelajaran matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai sekolah menengah atas.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman sehari-hari dalam pembelajaran Matematika di SMP Negeri 1 Sukaresmi Kabupaten Cianjur pada materi Statistika, kemampuan siswa dalam  menguasai materi pembelajaran belum memuaskan, terbukti dari observasi kegiatan belajar siswa, tes unjuk kerja dan hasil evaluasi yang diperoleh siswa untuk mata pelajaran Matematika masih dibawah KKM . Hal ini menunjukkan tingkat kemampuan siswa rendah, salah satu penyebabnya adalah penggunaan metode pembelajaran yang belum tepat.
Salah satu hambatan dalam pelajaran matematika adalah bahwa siswa kurang tertarik pada matematika. Banyak siswa yang mengalami kesulitan bila menghadapi soal-soal matematika. Hal ini dapat mengakibatkan prestasi belajar matematika sangat rendah. Suatu kesalahan yang sering terjadi adalah guru kurang memperhatikan tingkat pemahaman siswa dalam mengikuti perubahan, langkah, tahap demi tahap dalam penyampaian materi pelajaran. Dengan kata lain, siswa hanya dibuat tercengang oleh guru dalam mempermainkan rumus yang begitu runtun dalam sebuah rangkaian pokok bahasan. Kondisi ini mungkin bagi guru suatu pekerjaan yang remeh jika sekedar menulis rumus yang sebenarnya dapat dijadikan sebagai penuntun siswa dalam memahami materi dan menyelesaikan soal-soal.
Hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan seorang guru terkadang tidak sesuai dengan harapan. Untuk melihat hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan salah satunya dengan melihat nilai dan ketrampilan siswa dalam pembelajaran itu.Apabila nilai perolehan siswa jauh dari harapan, maka seorang guru harus memperbaiki pembelajaran agar kompetensi yang telah ditetapkan kurikulum pada materi Statistika itu dapat tercapai. Hal tersebut peneliti alami di SMP Negeri 1 Sukaresmi pada pelajaran Matematika.
Peneliti merasakan dan melihat kesulitan siswa dalam hal menguasai materi pada materi stasistika sehingga merasa perlu untuk segera menangani masalah tersebut. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi statistika yang dipelajari.
Akibat dari suatu anggapan bahwa matematika itu sulit untuk memperoleh nilai atau hasil yang memuaskan, sehingga timbulah  rasa bosan, acuh, tidak senang  terhadap mata pelajaran  matematika. Sikap-sikap yang demikian oleh pendidik harus diketahui dan dicari jalan keluarnya.  Dalam belajar matematika diperlukan banyak latihan-latihan penyelesaian soal-soal yang dibentuk dalam tugas terstruktur yang berisi soal-soal. Dari suatu pengalaman bahwa dalam pemecahan matematika akan berhasil jika siswa banyak berlatih dan terampil menyelesaikan matematika yang bervariatif. 
Dengan seringnya siswa menyelesaikan tugas yang berupa soal-soal yang berstruktur maka konsep-konsep yang ada tidak mudah lupa. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka pada penelitian ini peneliti akan menggunakan model pembelajaran kooperatif  yaitu Metode Pemberian Tugas Terstruktur. Alasan dipilihnya metode Pemberian Tugas Terstruktur ini yaitu karena akan melatih peserta didik bertanggung jawab dan banyak membantu siswa dalam pemahaman materi pembelajaran. Untuk melihat keberhasilan metode ini maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Metode Penugasan dengan Pemberian Tugas Terstruktur untuk Meningkatkan Kemampuan Mengolah Data dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Statistika. (Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Matematika di SMP Negeri 1 Sukaresmi Kelas IX-F Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012).
.
B.       Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka rumusan masalah   dalam penelitian ini sebagai berikut: Apakah ada Peningkatan Kemampuan Mengolah Data pada Materi Statistika Kelas IX-F Dengan Penugasan
1.    Apakah dengan mengunakan Pemberian Tugas Terstruktur dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan kemampuan mengolah data dan hasil belajar siswa pada materi Statistika di Kelas IX-F SMP Negeri 1 Sukaresmi?
2.    Bagaimana Proses meningkatkan kemampuan mengolah data dan hasil belajar siswa pada materi statistika sebelum dan sesudah menggunakan metode pemberian tugas terstuktur?
3.    Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada materi Statistika dengan Penerapan Metode Pemberian Tugas Terstruktur?

C.      Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1.    Mengetahui kemampuan mengolah data dan hasil belajar siswa Metode Penugasan yaitu Pemberian Tugas Terstruktur pada materi Statistika di Kelas IX F SMP Negeri 1 Sukaresmi Kabupaten Cianjur.
2.    Mengetahui kemampuan mengolah data dan hasil belajar siswa pada materi Statistika sebelum dan sesudah menggunakan Metode Penugasan yaitu pemberian Tugas Terstruktur.
3.    Mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam mengolah data dan hasil belajar siswa pada materi statistika dengan melalui Penerapan Metode Penugasan yaitu pemberian tugas terstruktur.
D.      Manfaat Penelitian.
Hasil dari penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pemberian tugas  terstruktur ini akan memberikan maanfaat seperti di bawah ini:
1.                      Bagi siswa :
a.    Melatih peserta didik untuk bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas;
b.    Meningkatkan kemampuan siswa dalam dalam mengolah data untuk mencapai hasil belajar pada materi statistika;
c.    Membantu siswa dalam pemecahan masalah dalam materi statistika;
d.   Menjadikan Proses Pembelajaran Matematika lebih bermakna;
e.    Melatih kemandirian peserta didik dalam menyelesaikan masalah atau menyelesaikan soal.
2.     Bagi Guru:
a.    Meningkatkan kemampuan dalam proses pembelajaran sehingga berinovasi serta  professional;
b.    Meningkatkan kualitas proses  pembelajaran Matematika;
c.    Meningkatakan ketrampilan guru dalam menggunakan metode belajar yang sesuai;
3.                      Bagi Sekolah:
a.    Memberikan kontribusi dalam mengembangkan kualitas pembelajaran;
b.    Meningkatkan mutu lulusan SMP Negeri 1 Sukaresmi yang berkualitas;
c.     Penggunaan Metode Pemberian Tugas Terstruktur ini dapat dijadikan referensi guru bahwa dalam mencapai ketuntasan pembelajaran matematika;
d.   Salah satu bentuk penugasan adalah dengan pemberian tugas terstruktur merupakan usaha untuk menghadapi perolehan KKM

E.       Hipotesis Tindakan
Dengan menggunakan Metode Penugasan melalui pemberian tugas terstruktur dalam materi Statistika, maka hasil belajar dan kemampuan siswa dalam mengolah data di kelas IX-F menunjukan peningkatan yang signifikan.



BAB II
LANDASAN  TEORI
A.                Metode Pemberian Tugas ( Resitasi)
1.                  Pengertian Metode Penugasan ( Resitasi)
Yang dimaksud dengan metode tugas ( Resitasi) menurut Sayiful Sagala adalah “ cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tewrtentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkan.” Misalnya tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di luar kelas, di Perpustakaan bahkan di Rumah kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan. Metode ini dikenal dengan sebutan pekerjaan rumah tetapi metode ini lebih luas dari pada pekerjaan rumah saja, karena dalam metode ini terdiri dari tiga fase antara lain: pertama Guru memberikan tugas, kedua siswa melaksanakan tugas, dan ketiga siswa mempertanggung jawabkan apa yang telah dikerjakan.
Dengan cara ini diharapkan agar siswa dapat belajar bebas tetapi bertanggung jawab dan siswa akan berpengalaman mengetahui berbagai kesulitan dan mengatasi kesulitan itu, karena dengan tugas maka siswa memiliki kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil siswa yang lain. Merangsang siswa agar lebih giat belajar, memupuk inisiatif bertanggung jawab dan mandiri, memperkaya kegiatan belajar di luar, memperkuat pemahamanSelain itu menyadarkan siswa untuk selalu memanfaatkan waktu senggangnya untuk hal-hal yang menunjang belajar dengan mengisi kegiatan-kegiatan yang kurang berguna.
Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran atau meteri  terlalu banyak sementara waktu sedikit dalam kegiatan belajar di kelas. Artinya, banyaknya materi ajar yang tersedia dengan waktu kurang. Agar materi ajar dapat dimengerti, dipahami oleh siswa  dengan waktu yang telah ditentukan oleh kurikulum maka metode ini sangat membantu.
Dalam hal ini tugas dapat diberikan dalam bentuk daftar pertanyaan (soal) atau perintah melakukan pendataan, mencari penyelesaian dalam buku pelajaran. Dapat juga mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu dan lain sebagainya. Guru memberikan tugas kepada siswa madiri atau kelompok dengan waktu yang ditentukan dan disepakati siswa dan guru harus membahas, menilai hasil tugas madiri atau kelompok. Guru juga memberi motivasi agar siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik kemudian guru menghimbau siswa untuk menyusun hasil tugas baik mandiri atau kelompok. Dengan demikian siswa dapat bertanggung jawab dengan tugasnya, selain itu siswa menjadi lebih paham materi ajar.
2.                  Fase Memberi Tugas ( Resitasi)
Fase-fase dalam memberikan tugas yang baik secara mandiri maupun kelompok:



a.       Guru memberikan tugas
Tugas yang diberikan dari guru kepada siswa baik secara mandiri atau kelompok maka harus memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal berikut:
a)      Tujuan yang akan dicapai
b)      Jenis tugas, terstruktur atau tak terstruktur agar siswa mengerti dan paham
c)      Tugas harus disesuaikan dengan kemampuan siswa
d)     Ada petunjuk yang jelas sehingga siswa dapat mengerjakan tugas mandiri maupun kelompok.
e)      Disediakan waktu yang jelas dan cukup untuk mengerjakan tugas terstruktur dan tidak terstruktur.
b.      Siswa Mempertanggung jawabkan tugas
Hal-hal yang harus dikerjakan dalam fase ini:
a)      Laporan siswa tertulis dari apa yang dikerjakan
b)      Ada diskusi kelompok atau tanya jawab
c)      Penilaian atau tanggapan dari siswa yang lain
Dalam fase mempertanggung jawabkan ini yang disebut dengan  resitasi, adapun menurut Zakiyyah Darajat Pemberian tugas dapat dilakukan dalam beberapa hal, yaitu:
1)      Siswa diberi tugas mempelajari bagian dari buku teks baik secara kelompok maupun perorangan. Diberi waktu tertentu untuk mengerjakannya, kemudian siswa yang bersangkutan mempertanggungjawabkan.
2)      Siswa diberi tugas untuk melaksanakan sesuatu yang tujuannya melatih siswa dalam hal yang bersifat kecakapan mental dan motorik.
3)      Siswa diberi tugas untuk mengatasi masalah tertentu atau problem tertentu dengan cara mencoba untuk mengunkapkan. Dengan tujuan agar siswa biasa berfikir ilmiah(logis dan sistematis) dalam memecahkan suatu masalah atau soal.
4)      Siswa diberi tugas untuk melaksanakan proyek dengan tujuan agar siswa membiasakan diri untuk bertanggung jawab terhadap penyelesaian suatau masalah, soal, yang telah disediakan dan bagaimana mengolah selanjutnya.
Dalam metode pemberian tugas atau resitasi ini syarat yang harus diketahui oleh guru dan siswa yang diberi tugas yaitu:
1)        Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran yang telah mereka pelajari, sehingga siswa disamping sanggup mengerjakannya juga sanggup mempertanggungjawabkan.
2)        Guru harus dapat mengukur dan memperkirakan bahwa tugas yang diberikan kepada siswa akan dapat dilaksanakannya karena sesuai kesanggupan dan kecerdasan yang dimilikinya.
3)        Guru harus menanamkan kepaqda siswa bahwa tugas  yang diberikan kepada siswa akan dikerjakan atas kesadaran sendiri yang timbul dari hati
4)       Jenis tugas yang diberikan kepada siswa harus dapt dimengerti benar-benar sehingga siswa tidak ada keraguan dalam melaksanakannya.
3.                  Kelebihan dan Kekurangan Metode Penugasan ( Resitasi)
Dalam penggunaan suatu metode pasti ada kelebihan dan kekurangan, begitu juga metode ini,
a.       Kelebihan
1)      Siswa dapat lebih memahami sendiri materi ajar sesuai dengan pengetahuan yang dicari sehingga pengetahuan itu akan tinggal lama dalam ingatan.
2)      Mengembangkan daya berfikir sendiri, daya inisiatif, kreatif, tanggung jawab dan melatih mandiri.
3)      Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas individual maupun kelompok.
b.      Kekurangan Metode Penugasan (Resitasi)
1)      Siswa sulit dikontrol aktifitasnya dalam mengerjakan tugas, apakah benar mengerjakan dengan kemampuan dan usahanya atau hanya meniru pekerjaan temannya
2)      Khusus tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota yang lain tidak ikut berpartisipasi dengan baik.
3)      Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa. Sering memberikan tugas yang monoton sehingga dapat menimbulkan kebosanan siswa.
  1. Pemberian Tugas Terstruktur.
Metode pemberian tugas belajar atau resitasi merupakan metode mengajar yang berupa pemberian tugas oleh guru kepada siswa, dan kemudian siswa harus mempertanggungjawabkan atau melaporkan hasil tugas tersebut. Metode ini tidak sama dengan Pekerjaan Rumah (PR). PR merupakan tugas terstruktur yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk dikerjakan di rumah dengan waktu yang ditentukan, sedangkan dalam resitasi tugas tidak harus dikerjakan di rumah, melainkan dapat dikerjakan di laboratorium, perpustakaan, sekolah, atau di tempat lainnya yang berhubungan dengan materi pelajaran yang diberikan.
Dalam pembelajaran Matematika harus diperbanyak latihan soal, karena dengan latihan tersebut maka diharapkan peserta didik akan lebih aktif dan kreatif dalam menghadapi berbagai soal. Dengan banyaknya latihan soal dari tugas terstruktur maka konsep, rumus, dan teorema akan dipahamai dengan jelas, salah satu bentuk latihan Matematika adalah dengan pengerjaan tugas tersruktur yang berisi cara penyeleseaian soal-soal atau masalah
Pemberian tugas terstruktur dimaksudkan agar selain untuk penguatan juga menimbulkan sikap positif terhadap pelajaran Matematika. Pemberian tugas biasanya dalam bentuk tugas rumah yang bertujuan memberikan kesempatan siswa untuk mendapatkan  pengertian  yang luas tentang materi yang telah dan akan diajarkan di dalam kelas. Dengan ini siswa akan lebih tahu kekurangan dalam  mempelajari materi yang telah diajarkan oleh guru. Dan dengan adanya pemberian tugas terstruktur siswa juga tidak akan  merasa bosan dalam belajar karena materi dapat  menimbulkan  pengalaman belajar dan pemahaman materi.
Tugas dirancang untuk membimbing siswa dalam pemahaman materi yang lengkap  terdiri atas  rangkaian  kegiatan belajar dan soal-soal latihan untuk  membantu peserta didik mencapai indikator yang  dirumuskan dengan jelas. Tugas terstruktur  merupakan salah satu media pembelajaran bahan ajar yang disususn sesuai dengan kebutuhan belajar sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
1.      Manfaat Tugas Terstruktur
Tugas Terstruktur memiliki manfaat baik ditinjau dari kepentingan peserta didik antara lain:
a)      Peserta didik memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri.
b)      Belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari di luar jam tidak dibatasi oleh kelas
c)      Peserta didik berkesempatan menguji kempuan diri sendiri dengan mengerjakan soal latihan yang disajikan dalam tugas
d)     Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi  langsung dengan lingkungan sebagai factor belajar lainya.
Dengan pembahasan di atas peneliti  yakin bahwa pemberian tugas terstruktur dalam pembelajaran  Matematika dapat menumbuhkan kreatifitas peserta didik  dan  hasil belajar Matematika pada umumnya lebih meningkat. Sehingga diharapkan pula tidak ada anggapan  bahwa pelajaran Matematika adalah mata pelajaran yang sulit tetapi sebaliknya bahwa Matematika adalah  mata pelajaran yang mudah dan menyenangkan.
Metode Pemberian Tugas Terstruktur ini sanagat membantu peserta didik untuk mencapai hasil yang memuaskan. Dalam Permendiknas No 22 tahun 2007 tentang Satandar Isi menyebutkan diantaranya bahwa, beban belajar diartikan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan sistem :
·         Tatap Muka (TM)
·         Penugasan Terstruktur (PT)
·         Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur(KMTT)
Pembelajaran Tatap Muka (TM) : Kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi langsung antara peserta didik dan pendidik
Penugasan Terstruktur (PT) : Kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta didik, dirancang guru untuk mencapai kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh guru. Dalam kegiatan ini tidak terjadi interaksi langsung antara guru dengan peserta didik
 Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) : Kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta didik, dirancang guru untuk mencapai kompetensi.
Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh peserta didik dan tidak terjadi interaksi langsung antara pendidik dengan peserta didik
2.             Prinsip Pembelajaran Berbasis Kompetensi
a. Berpusat pada peserta didik;
b. Pembelajaran terpadu;
c. Memahami keunikan peserta didik;
d. Menerapkan prinsip pembelajaran tuntas;
e. Pemecahan masalah;
f. Multi strategi; Guru sebagai fasilitator, motivator, dan nara sumber.
Tugas Terstruktur memberikan kesempatan kepada peserta didik dari guru atau pendidik untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan berbagai sumber belajar, yang nantinya hasil kerja peserta didik akan diperiksa oleh guru untuk mengetahui tingkat kebenaran jawaban peserta didik. Pemberian  tugas terstruktur merupakan Metode yang dapat digunakan peserta didik untuk mencari alternativ pemecahan masalah dengan kendala serta masalahnya. Metode Pemberian Tugas Terstruktur memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan berbagai literature atau buku sumber, yang nantinya hasil kerja peserta didik akan diperiksa oleh guru untuk mengetahui tingkat pemahaman materi serta pencapaian  Kompetensi Dasar dari jawaban tugas yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

C.     Materi Statistika
1.                     Pengertian Statistika
Istilah statistik berasal dari bahasa latin “status” yang artinya suatu negara. Suatu kegiatan pengumpulan data yang ada hubungannya dengan kenegaraan, misalnya data mengenai penduduk, data mengenai penghasilan dan sebagainya, yang lebih berfungsi untuk melayani keperluan administrasi.
            Secara kebahasaan, statistik berarti catatan angka-angka (bilangan); perangkaan; data yang berupa angka-angka yang dikumpulkan, ditabulasi, dikelompokkan, sehingga dapat memberi informasi yang berarti mengenai suatu masalah, gejala atau peristiwa (depdikbud, 1994).
Menurut Sutrisno Hadi (1995) Statistik adalah untuk menunjukkan kepada pencatatan angka-angka dari suatu kejadian atau kasus tertentu. Selaras dengan apa yang didefinisikan oleh Sudjana (1995:2) bahwa statistik adalah kumpulan fakta berbentuk angka yang disusun dalam daftar atau tabel dan atau diagram, yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan.
Statistika beda halnya dengan statistik, statistika yang dalam bahasa Inggris “statistics” (ilmu statistik), ilmu tentang cara-cara mengumpulkan, mentabulasi dan menggolongkan, menganalisis dan mencari keterangan yang berarti dari data yang berupa angka.
Dengan demikian, didalamnya terdiri dari sekumpulan prosedur  mengenai bagaimana cara:
a. Mengumpulkan data
b. Mengolah data
c. Menyajikan data
d. Menarik kesimpulan dan interpretasi data berdasarkan kumpulan data dan hasil  analisisnya.
2.                  Istilah-istilah dalam Statistika
a.       Sampel adalah bagian dari populasi yang benar-benar di teliti atau diamati, dan memiliki karakteristik yang lengkap seperti yang dimiliki populasi.
b.      Populasi adalah keseluruhan Obyek penelitian
c.       Ukuran Pemusatan Data Tunggal

Rata-rata Hitung mean
b.      .
2. Modus
Modus = nilai yang paling sering muncul (nilai yang frekwensinya paling banyak)
Contoh: 6, 7, 7, 7, 8, 8, 9 dan 9
Nilai yang paling sering muncul adalah 7
Jadi, modus dari data di atas = 7
c.       median3. Median
Median = nilai tengah setelah data diurutkan
Contoh:
Data: 5, 6, 6, 6, 7, 7, 8, 8, dan 9
Nilai tengah setelah diurutkan (median) = 7
d. Ukuran Penyebaran
1.      Quartil Atas adalah median dari data tinggi atau besar
2.      Quartil Bawah adalah median dari data rendah atau kecil
3.      Quartil Tengah adalah median dari sebuah data
4.      Jangkauan interkuartil =  - )
3.  Jenis Data 
Data yang diperoleh dari suatu sampel dan populasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
    1. Data kualitatif yakni data yang bukan berupa angka (non – numerik) biasa disebut dengan istilah atribut.
    2. Data kuantitatifdata yang berupa angka (numerik). Data jenis ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu data diskrit dan kontinyu.
Selain  pembagian tersebut juga ada yang membagi data menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, misal melalui wawancara, penyebaran kuesioner, pengukurn langsung, dan lain lain. Sedangkan data sekunder adalah data yang diambil/ disadur dari pihak lain, misal diambil dari koran, jurnal, penelitian/ publikasi pihak lain, dan lain-lain.
  
D.                Hasil Belajar
1.      Pengertian Belajar
Belajar adalah sesuatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berlangsung di mana-mana, misalnya di lingkungan keluarga, di sekolah dan di masyarakat, baik disadari maupun tidak disadari, disengaja atau tidak disengaja.
Uzer Usman (1996), berpendapat bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku individu sebagai akibat interaksi individu dengan lingkungan sehingga mampu berinteraksi dengan baik dengan lingkungan.
Menurut Moh. Surya: “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”( internet; Pengetian Belajar )
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah merupakan usaha yang dilakukan  seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuan, keterampilannya, maupun aspek sikapnya melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Ada empat pilar yang dikemukakan oleh UNESCO, dalam Soedijarto (2004; 10-18)  yaitu :
a)      Learning to know, yaitu suatu proses pembelajaran yang memungkinkan siswa menguasai tehnik menemukan pengetahuan dan bukan semata-mata hanya memperoleh pengetahuan
b)      Learning to do, yaitu pembelajaran untuk mencapai kemampuan untuk melaksanakan Controliling, Monituring, Maintening, Designing,
c)      Learning to live together adalah membekali kemempuan untuk hidupo bersama dengan orang lain yang berbedsa dengan penuh toleransi, saling pengertian dan tanpa prasangka.
d)     Learning to be adalah keberhasilan pembelajaran harus ditopang oleh tiga pilar sebelumnya, Tiga pilar tersebut ditujukan bagi  lahirnya siswa yang mampu mencari informasi dan menemukan ilmu pengetahuan yang mampu memecahkan masalah, bekerjasama, bertenggang rasa, dan toleransi terhadap perbedaan.
Dari uraian tersebut dapat disempulkan bila dilaksanakan dengan memuaskan akan menumbuhkan percaya diri pada siswa sehingga akan mampu mengenal dirinya, berkepribadian mantap, dan mandiri. Pembelajaran yang epektif di mulai dari lingkungan belajar dan berpusat pada siswa, siswa aktif guru akan berperan sebagai fasilitator.
Roger dalam Darsono (2000:21-22) mengemukakan beberapa prinsip belajar yang manusiawi yaitu :
·         Hasrat belajar, artinya setiap orang memiliki keinginan untuk belajar secara kodrati.
·          Belajar bermakna, artinya keberhasilan belajar antara lain ditentukan oleh bermakna tidaknya bahan yang dipelajari. Kebermaknaan ini dikaitkan dengan kehidupan nyata.
·         Belajar tanpa ancaman, artinya belajar sebagaimana suatu kegiatan kompleks yang menuntut kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, tidak selalu lancar.
·         Belajar atas inisiatif sendiri yang melibatkan pikiran dan perasaan sendiri, membuat belajar lebih bermakana.
Oleh sebab itulah pendidik perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar berdasarkan beberapa pokok pemikiran sebagai berikut: 
a. Pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa. Guru menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa membentuk makna dari bahan-bahan pelajaran melalui suatu proses belajar dan menyimpannya dalam ingatan yang sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut.
b. Siswa membangun pengetahuan secara aktif. Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa.
c. Pengajar perlu berusaha mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa. Kegiatan belajar mengajar harus lebih menekankan pada proses dari pada hasil.
d. Dalam belajar terjadi interaksi pribadi di antara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa. Kegiatan belajar adalah suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa interaksi antar pribadi. Belajar adalah suatu proses pribadi, tetapi juga proses sosial yang terjadi ketika masing-masing orang berhubungan dengan orang lain dan membangun pengetahuan dan pengertian bersama.

2.      Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat di pandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan guru.  Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesainya bahan pelajaran (Internet; Pengertian Hasil Belajar )
Menurut Omar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahantingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.Berdasarkan Teori Taksonomi Bloom, dalam Moh. Uzer Usman ( 1996; 34) hasil belajar dalam rangka studi di capai melalui tiga kategori ranah antara lain, kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut :
1.      Ranah Kognitif yaitu hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek ( pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian).
2.      Ranah Afektif yaitu  berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jemjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakteristik dengan suatu nilai
3.      Ranah Psikomotor yaitu  meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi otak manusia (menghubungkan dan mengamati).
Menurut Djamarah (2000: 45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh–sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mencapainya.
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukan hasil yang berciri sebagai berikut:
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri siswa
2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama
diingatannya, membentuk prilakunya, bemanfat untuk mempelajarai aspek lain,       dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lain
4. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan
 dirinya terutaman adalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan
  mengendalikan proses dan usaha belajarnya
Jadi hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh setelah terjadinya proses belajar mengajar yang dapat dilihat setelah peserta didik melalui penilaian yaitu proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menetukan pencapaian hasil belajar siswa sesuai dengan  ( Permendiknas No 20 ;2007) tentang Standar Penilaian.
.

BAB III
METODOLOGI  PENELITIAN
A . Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk metode penelitian deskriptip, karena didalam penelitian ini digambarkan bagamana suatu metode pembelajaran di terapkan dan bagaimana hasil yang di inginkan dapat tercapai.
Metode deskriptip memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.      Penelitian tindakan kelas cenderung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah cecara teratur, mengutamakan objektifitas, dan dilakukan secara cermat.
2.      Tidak adanya perlakukan yang diberikan dan dikendalikan
3.      Tidak adanya uji hipotesis
B. Subyek dan Lokasi penelitian
Subyek Penelitian ini adalah siswa kelas IX-F tahun pelajaran 2011/2012, yang berjumlah 42 orang yang terdiri dari  jumlah siswa laki-laki sebanyak 20 Orang dan jumlah siswa perempuan sebanyak 22 orang.  Peneliti memilih kelas IX-F sebagai subyek penelitian  karena kelas  ini  yang  mempunyai daya serapnya rendah terlihat dari hasil  tes sebelumnya yang belum menunjukan hasil  tidak memuaskan. Lokasi  Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SMP Negeri 1 Sukaresmi sekolah ini beralamat  Jln. Mariwati Km 8 Des. Cikanyere Kec. Sukaresmi Kab. Cianjur. 
C. Waktu Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan  Kelas ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012, tepatnya dari bulan  Juli  2011 sampai dengan  Desember  2011. Waktu yang diperlukan untuk pembelajaran materi Statistika adalah  8 jam pelajaran, dalam  satu minggu terdiri 2 kali pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari 2 x 40 menit. Setiap siklus memerlukan 2 kali pertemuan. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam  2 siklus sehingga membutuhkan waktu 4 kali pertemuan.
D. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang diperlukan oleh peneliti, digunakan instrument pengumpulan data  sebagai berikut:
1.      Lembar Observasi
Lembar observasi disusun untuk memperoleh gambaran langsung tentang kondisi pelakasanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas terstruktur. Observasi tindakan ini dilaksakan oleh rekan guru serumpun  yang bertindak sebagai observer. Lembar observasi disusun untuk mengamati peneliti dalam mengamati tindakan kelas, kondisi kelas, dan keakktifan siswa dalam proses pembelajaran
2.      Lembar Soal
Lembar Soal disusun untuk mengukur  pengetahuan, keterampilan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes setiap akhir siklus dan Lembar Kerja Siswa (LKS), tes setiap akhir siklus ini bertujuan untuk mengetahui sampai dimana pemahaman belajar siswa tentang statistika  serta untuk merefleksi pembelajaran yang dilaksanakn guna perbaikan. Adapun bentuk tes yang diberikan berupa soal uraian yaitu pada Kompetensi Dasar Statistika. Lembar soal yang disusun berbentuk soal-soal uraian yang berstruktur dan bertujuan membimbing siswa untuk berfikir sistematis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.
3.      Angket
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur tanggapan dan sikap siwa setelah pembelajaran. Isi dari angket ini mengenai pendapat  siswa terhadap kegiatan proses pembelajaran, bahan ajar, metode pembelajaran, dan sikap guru. Dari angket ini kita dapat mengetahui tentang respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.
E.                 Prosedur Penelitian
Prosedur  penelitian tindakan kkelas ini dilaksanakan 4 tahapan sesuai dengan model Jhon Elliot(Muslhudin2009:72) yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun alur pelaksanaan tindakan dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini:



1.      Perencanaan.
Pada tahap persiapan ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a.    Mengkaji metode penugasan melalui pemberian tugas terstrukturdari berbagai sumber dan referensi, diskusi dengan teman sejawat.
b.   Menetapkan fokus observasi yaitu faktor siswa meliputi kemampuan siswa dalam mengolah data dan respon siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan melalui pemberian tugas terstruktur.
c.    Menyusun  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang Sttistika untuk 2 Siklus yang berdasarkan Kurikulum SMP Negeri 1 Sukaresmi (KTSP), Lembar kerja Siswa (LKS) serta lembar tugas terstruktur.
d.    Menetapkan cara observasi yaitu akan menggunakan metode observasi terbuka dan akan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
e.    Menetapkan jenis data dan cara pengumpulan data, yaitu jenis data kualitatif  akan dikumpulkan melalui observasi dan data kuantitatif akan dikumpulkan melalui tes hasil belajar siswa.
f.    Menetapkan alat bantu dokumentasi kamera foto
g.   Menetapkan cara pelaksanaan refleksi, yaitu akan dilaksanakan oleh peneliti dan akan dilakukan setiap usai pemberian tindakan dalam pelaksanaan observasi untuk setiap siklusnya.
2.      Pelaksanaan Tindakan
1)      Pada proses pelaksanaan tindakan, siswa belajar dengan berkelompok. Guru memberikan pembelajaran materi Statistika  dengan Tanya jawab dan diskusi.serta  pemberian tugas terstruktur sebagai alat bantu dalam pemahaman materi. Guru memberi penjelasan . Selain dari itu guru dapat memberikan soal-soal latihan dan menilai jawaban kelompok, kemudian perwakilan siswa dari kelompoknya menjawab soal-soal. Penilaian proses pembelajaran dilakukan pada aspek kerjasama, jawaban soal-soal dan kebersihan, keaktifan serta keseriusan belajar. Guru memberi tugas terstruktur yang harus dikerjakan dengan batas waktu yang telah ditentukan untuk lebih memahami materi yang telah diajarkan. Pembelajaran diakhiri dengan adanya pemberian tugas terstruktur dan tes siklus I untuk melihat keberhasilan  penyajian materi dengan metode penugasan melalui pemberian tugas terstruktur  dalam upaya meningkatkan kemampuan mengolah data pada materi Statistika.
2)      Peneliti melakukan tindak lanjut untuk siklus II dengan cara menyusun serta memperbaiki rencana selanjutnya berdasarkan hasil tes dan refleksi pelaksanaan siklus I

Pelaksanaan tindakan Siklus  II masih mengikuti pola penyajian sebagaimana rencana tindakan I yaitu:
a)      Membuat serta merancang siklus II yang telah di sesuaikan dengan hasil refleksi dari siklus I.
b)      Menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dua kali pertemuan
c)      Pembelajaran dilakukan dengan mengggnakan diskusi tanya jawab dan diakhiri dengan penugasan untuk memperdalam materi yang telah diajarkan.
d)     Memberikan tes siklus II
e)      Peneliti beserta tim observer menganalisis serta merefleksi hasil pembelajaran siklus II
f)       Peneliti dan observer menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan hasil penelitian.
3.      Observasi
Pengamatan penelitian dibantu oleh 2 orang guru sebagai pengamat atau observer. Pelaksanaan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat. Pada tahap ini dilakukan tes akhir siklus, angket respon siswa dan angket lembar kerja siswa dengan bantuan pengamat dari teman sejawat.
Dalam observasi yang dilakukan yaitu mengamati siswa dan guru.
Pengamatan terhadap siswa dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar. Aspek yang diamali meliputi:
a)        Perhatian terhadap penjelasan guru.
b)       Keantusiasan dalam mengerjakan tugas.
c)        Hubungan kerjasama antar siswa.
d)       Keberanian menjawab soal di depan kelas dan berbagi dengan teman di kelas.
e)        Keberanian bertanya.
Pengamatan terhadap guru aspek yang diamati meliputi:
a)      Menyampaikan tujuan pembelajaran.
b)      Memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan serius.
c)      Mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal siswa/prasyarat.
d)     Menerangkan secara singkat materi pokok dengan jelas.
e)      Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar.
f)       Membimbing siswa mengerjakan LKS dengan benar.
g)      Mendorong dan membimbing dilakukannya keterampilan kooperatif oleh siswa.
h)      Memberikan umpan balik dan penegasan serta penguatan materi yang diajarkan.
i)        Memberikan tugas terstruktur yang telah disesuaikan dengan indicator materi yang diajarkan.
4.      Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa. Analisis dilakukan untuk mengukur baik kelebihan maupun kekurangan yang terdapat pada setiap siklusnya kemudian mendiskusikan hasil analisis secara kolaborasi dengan observer untuk perbaikan pada pelaksanaan siklus selanjutnya. Maka pada akhir siklus,aktiviatas dan kemapuan siswa dalam mengolah data materi Statistika di kelas IX F di SMP Negeri 1 Sukaresmi dapat ditingkatkan.
Langkah-langkah dalam refleksi adalah sebagai berikut:
a.       Mengumpulkan data hasil pengamatan.
b.      Menganalisa data hasil pengamatan.
c.       Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.
d.      Melaksanakan evaluasi tindakan I dan mendiskusikan hasilnya dengan guru Matematika  yang lain.
Tahap refleksi I dilakukan berdasarkan bahan analisis yang diperoleh dari hasil pengamatan pada siklus I, dan selanjutnya peneliti melakukan kembali perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi pada siklus II.
F.                 Pengolahan  Data
1.      Pengumpulan data
Data penelitian ini diambil dengan menggunakan prosedur sebagai berikut:
a.                   Motivasi Belajar
Data motivasi belajar diperoleh dari hasil observasi perilaku siswa dan aktivitas siswa dalam kelas yang berkaitan dengan kemampuan mengolah data statistika pada pemberian tindakan. Perilaku dan aktivitas siswa meliputi perhatian, ketekunan, konsentrasi, minat yang ditunjukan oleh diskripsi yang telah ditentukan
b.      Data kemampuan mengolah data berupa tingkat pengusaan siswa terhadap tugas yang diberikan setelah mengikuti proses pembelajaran menggunakan metode penugasan melalui pemberian tugas terstruktur yang diperoleh dari test akhir siklus dan lembar kerja serta lembar tugas terstruktur.
c.       Data tanggapan siswa terhadap metode penugasan berupa pendapat siswa setelah mengikuti proses pembelajaran berlangsung. Data ini diambil dengan menggunakan angket pendapat siswa.
2.      Menganalisa Data
Data penelitian berupa motivasi belajar, prestasi belajar serta tanggapan siswa terhadap metode penugasan. Analisis data motivasi, prestasi dan angket dijelaskan sebagai berikut
a.       Analisis Motivasi Belajar
Motivasi belajar dianalisis secara deskriptif berdasarkan keberhasilan tindakan yaitu frekwensi depskriptif pada lembar observasi. Depkriptor motivasi meliputi minat, perhatian, ketekunan. Prosentase keberhasilan tindakan dapat dihitung dengan rumus:
MP = Ã¥ siswa yang responnya positif  x 100%
                    Ã¥ Seluruh siswa

b.      Analisis Ketuntasan Belajar siswa dan Prestasi Belajar
Kemampuan siswa dan Prestasi Belajar dianalisis dengan ketuntasan belajar, siswa dikatakan tuntas belajar jika mencapai skor ketuntasan belajar minimal atau KKM. Di SMP Negeri 1 Sukaresmi KKM mata Pelajaran Matematika semester Ganjil 78 pada Materi statistika KKM yang harus dicapai 78. Analisis Prestasi Belajar dan Kemampuan mengolah data dihitung dengan rumus berikut:
Kb = Ã¥siswa yang memperoleh nilai ≥78  x 100%
                    Ã¥siswa
3.      Menyimpulkan hasil penelitian setelah data dianalisis
Menyimpulkan hasil penelitian dilihat dari prosentase motivasi Positif dan Ketuntasan belajar.  Indikator keberhasilan tinadakan  untuk aspek motivasi, respon siswa dan ketuntasan belajar siswa dapat diukur dengan cara berikut:
·         Motivasi Positif  = Prosentase Respon Positif Siklus II – Prosentase Respon positif Siklus I
·         Prestasi belajar siswa = Prosentase kekuntasan Siklus I – Prosentase Ketuntasan Awal
Prosentase ketuntasan siklus II – prosentase ketuntasan Siklus I
Jika dari selisih motivasi positif ada kenaikan maka respon siswa terhadap Metode Penugasan dalam materi Statistika diterima. Dan jika Selisih prosentase ketuntasan awal tindakan siklus I, Siklus II ada peningkatan maka metode Penugasan melalui pemberian tugas terstruktur dapat diterima.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.                Hasil Penelitian
  1. Seting Kelas
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SMP Negeri 1 Sukaresmi sekolah ini beralamat  Jln. Mariwati Km 8 Desa Cikanyere Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur. SMP Negeri 1 Sukaresmi termasuk sekolah terbesar di Kecamatan Sukaresmi serta membawahi tiga Cerdas Seatap (CSA), tenaga pengajar 80% sesuai dengan bidang yang diampu.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IX F yang terdiri dari 42 siswa dengan jumlah siswa perempuan 20 orang dan siswa laki-laki 22 orang.Tingkat kemampuan belajar matematika di kleas IX F heterogen. Berdasarkan nilai yang diperoleh dari tes sebelumnya menujukkan bahwa kemampuan dan motovasi belajar matematika pada umumnya  di kelas ini menunjukan kelas yang tingkat kemampuan dan motivasi belajar matematikanya rendah dan tidak memuaskan. Prestasi belajar di kelas IX F ini masih rendah karena jumlah siswa yang mencapai  nilai diatas KKM yang ditetapkan masih sedikit. KKM pada semester ganjil mata pelajaran matematika 78 hasil kumulatif perhitungan KKM dari kompetensi dasar yang terdapat pada semester ganjil
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diuraikan maka pada di kelas IX F perlu adanya tindakan yang bervariatif sehingga perolehan prestasi belajar siswa meningkat maka peneliti mengambil sikap bahwa pada materi Statistika semester ganjil ini menggunakan metode pemberian tugas terstruktur  agar pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan KKM. Metode Pemberian Tugas Tersturuktur merupakan salah satu metode  pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan kemampuan mengolah data karena dengan metode pemebriantugas terstruktur ini siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk meningkatkan  kerja kelompok, bertanggung jawab, meningkatkan kinerja individu sehingga hasil  belajar akan meningkat.
  1. Hasil Tindakan siklus I
1)                            Perencanaan
a.         Sebelum menyusun rencana pelakasanaan pembelajaran, peneliti melakukan identifikasi masalah dan merencanakan langkah-langkah yang akan dilaksanakan;
b.         Menyususn rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk pelaksaan Siklus I;
c.         Menentukan materi yang akan dijadikan materi penelitian;
d.        Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
e.         Mengembangkan format evaluasi;
f.          Mengembangkan format observasi pembelajaran.


2)                                Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan sebagai berikut:
a.    Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan format evaluasi serta observasi dilaksanakan tanggal 09 Oktober 2011.
b.    Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan hari Selasa tanggal 11 Oktober 2011
a)         Guru terlebih dahulu meneliti tingkat kesiapan siswa, mengecek absensi siswa serta mengkondisikan kelas agar dapat mengikuti proses pembelajaran secara kondusif;
b)        Menyampaikan apersepsi  dan motivasi  mempelajari materi yang akan diajarkan dalam kehidupan sehari-hari;
c)         Guru menyampaikan secara singkat tentang cara pengumpulan data;
d)        Guru memberikan permasalahan kepada siswa untuk dikumpulkan data dari teman sekelasnya. Data yang harus dikumpulkan oleh siswa yaitu; ukuran sepatu, ukuran sepatu, bulan lahir, hari lahir, mata pelajaran yang disukai, warna kesukaan;
e)         Peserta didik mendiskusikan dan mengumpulkan data dari teman sekelasnya;
f)         Peserta didik menyelesaikan masalah yang dicatat dengan tally/turus;
g)        Guru memberikan bimbingan  dan memberi pengarahan kerja peserta didik;
h)        Guru membahas hasil kerja peserta didik dan memberikan penguatan-penguatan;
i)          Peserta didik disarankan membuat rangkuman dibawah bimbingan guru;
j)          Refleksi: Perwakilan peserta didik diberi kesempatan untuk mengemukakan proses pembelajaran dan metode yang dipakai;
k)        Guru menutup pembelajaran dan memberikan penugasan terstruktur yang telah disiapkan untuk lebih memahami cara pengumpulan data dan pencatatan dengan turus waktu penyelesaian tugas terstruktur pertemuan yang akan datang;
c.         Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua dilaksanakan hari Kamis tanggal 13 Oktober 2011;
a)         Guru terlebih dahulu meneliti tingkat kesiapan siswa, mengecek absensi siswa serta mengkondisikan kelas agar dapat mengikuti proses pembelajaran secara kondusif;
b)        Menyampaikan apersepsi  dan motivasi  mempelajari materi yang akan diajarkan dalam kehidupan sehari-hari;
c)         Guru menyampaikan secara singkat dengan contoh tentang cara mengurutkan data, data terendah, data tertinggi dan jangkauan;
d)        Guru memberikan petunjuk agar siswa mengerjakan tugas terstruktur untuk diselesaikan secara berkelompok. Tugas terstruktur berisi soal uraian tentang mengurutkan data, data terendah, data teringgi dan jangkauan;
e)         Siswa mengerjakan tugas terstruktur guru mengawasi dan memberikan bimbingan kepada siswa yang belum mengerti;
f)    Perwakilan siswa untuk menyampaikan hasil kerja guru memberikan penguatan-penguatan;
g)   Peserta didik disarankan membuat rangkuman dibawah bimbingan guru;
h)   Refleksi: Perwakilan peserta didik diberi kesempatan untuk mengemukakan proses pembelajaran dan metode yang dipakai;
i)     Guru menutup pembelajaran dan memberikan penugasan terstruktur yang telah disiapkan untuk lebih memahami cara mengurutkan data, menentukan data tertinggi, data terendah dan jangkauan, waktu penyelesaian tugas terstruktur pertemuan yang akan datang.

3)                            Observasi
Dari hasil observasi siklus I, didapatkan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran Matematika dengan metode pemberian tugas terstruktur pada Siklus I, guru telah merapkannya sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, guru kurang dalam memotivasi siswa sehingga ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini terbukti dari masih banyak siswa yang kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Masalah lain yang didapat dari pengamatan observer adalah pada saat pengumpulan data pertemuan pertama waktunya kurang mencukupi.
Data mengenai keaktifan siswa dapat diperoleh dengan menggunakan lembar observasi seperti pada lampiran. Keaktifan siswa tersebut dapat dilihat dalam hal mengikuti proses pembelajaran berlangsung. Data mengenai keaktifan siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Data mengenai Keaktifan Siswa Pada Siklus I
Partisipasi Siswa
Jumlah siswa
Prosentase
Sangat Aktif
2
5%
Cukup Aktif
30
71%
Kurang Aktif
10
24%
Jumlah
42
100




Data keaktifan siswa dalam siklus I digambarkan dalam grafik seperti pada grafik 4.1






Grafik 4.1
Keaktifan siswa pada siklus I
Data mengenai aktifitas siswa pada siklus I menunjukkan bahwa motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran termasuk kategori cukup aktif. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, maka pada akhir siklus I dilakukan tes akhir siklus dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I

NO
NAMA
NILAI
KETERANGAN
KKM
PEROLEHAN
TUNTAS
TIDAK TUNTAS
1
Ai Nurjamilah
78
78

2
Andini Diniatul Zaman
78
78

3
Aria Rahmat Hidayat
78
78

4
Aris Munandar
78
79

5
Asri Afrilianti
78
78

6
Budi
78
50

7
Deby Susi Yanti
78
78

8
Dedi Setiadi
78
50

9
Dian Ratna Sintiawati
78
50

10
Dodi Kurnia
78
55

11
Elia Damayanti
78
79

12
Erick Budiman Pamungkas
78
50

13
Erniawati
78
79

14
Gina Yuliani
78
78

15
Idan
78
60

16
Ilma Huzaemah
78
78

17
Irwan Purwandi
78
50

18
Iyet Nurhayati
78
79

19
Lusiana Apriliani
78
60

20
M. Naufal Amar Siddik
78
65

21
Mita Reskyyanti
78
78

22
Moch. Ikmal
78
50

23
Muhamad Jaelani
78
78

24
Muhammad Wishal Albaqy
78
60

25
Nengsih
78
60

26
Nurmalasari
78
78

27
Pandu Pangestu
78
80

28
Peri Apriandi
78
40

29
Puput Ibadihati Solehah
78
79

30
Resdiana Depi
78
78

31
Restiyana Faujiah
78
78

32
Robi Awaludin
78
79

33
Rosita
78
40

34
Sandi Kurnia
78
84

35
Sandi Supiandi
78
25

36
Siti Fatimah Ahmad
78
78

37
Siti Nuralifah
78
78

38
Siti Wasilah
78
78

39
Susi Yanti
78
78

40
Taofik Hidayat
78
40

41
Yayang Yuliyandi
78
50

42
Yuniarti
78
78

Jumlah
2819
25
17
Rata-rata
67,1


Nilai tertinggi
84,0


Nilai terendah
25,0


% Lulus

60

% Tidak Lulus


40

Data hasil belajar siswa pada silkus I dapat disajikan dalam grafik 4.2










Grafik 4.2
Hasil Belajar Siklus I
Berdasarkan tabel 4.2 dan grafik 4.2 tentang hasil belajar siswa siklus, grafik siklus I maka dapat  terlihat bahwa 25 siswa yang tuntas nilainya diatas KKM atau 60% dan 17 siswa atau 40% tidak tuntas dari  KKM 78 yang telah ditetapkan. Rata-rata nilai pada akhir siklus I 67,1 dengan nilai tertinggi 84 dan nilai terendah 25. Dari data tersebut memberi gambaran bahwa keaktifan siswa cukup maka hasil belajar tergolong cukup. Hal ini menjadi tolak ukur pelaksanaan siklus II.

4)                            Refleksi
Berdasarkan analisis data di atas, masih terdapat kekurangan-kekurangan pada Siklus I. Kekurangan-kekurangan tersebut antara lain guru kurang memotivasi siswa dan mengkondisikan siswa pada waktu mengerjakan lembar kerja dan tugas terstruktur, akibatnya masih banyak siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran. Selain itu guru juga kurang bisa mengelola waktu terutama ketika mengerjakan lembar kerja dan tugas terstuktur tentang pengumpulan data dari berbagai masalah kepada teman sekelas. Akibatnya waktu yang dibutuhkan cukup lama. Dengan adanya kekurangan-kekurangan tersebut, maka perlu adanya perbaikan-perbaikan pada pelaksanaan KBM siklus II. Selain itu guru juga tidak memberi motivasi dan mengarahkan siswa yang tidak aktif dalam belajar agar pada pertemuan berikutnya kegiatan pembelajaran lebih baik.   Dengan banyaknya siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran, maka kegiatan pembelajaran dapat berjalan lebih baik.
Selain memotivasi siswa, guru juga memperbaiki tugas terstruktur dari segi soal-soalnya harus bisa dipahami oleh siswa dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran materi Statistika.

  1. Hasil Tindakan siklus II
1)                            Perencanaan
a.    Menyusun dan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk pelaksanaan Siklus II.
b.    Menyusun lembar kerja dan tugas terstruktur yang disesuaikan dengan tujuan dalam Siklus II.
c.    Menyusun dan mengembangkan alat evaluasi dan observasi pelaksanaan Siklus II.

2)                            Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan sebagai berikut:
a.    Menyusun dan mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,  alat evaluasi dan observasi yang dilaksananakan tanggal 15 Oktober 2011.
b.    Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan hari Selasa tanggal 18 Oktober 2011.
a)         Mengajak siswa untuk berdo’a bersama-sama, mengecek kehadiran siswa dan  mengkondisikan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dari mulai kedisiplinan, kebersihan;
b)        Apersepsi: Mengingat kembali pengertian data, dan cara pengumpulan data, data besar, data kecil serta jangkauan data dan membahas tugas terstruktur pertemuan yang lalu;
c)         Motivasi: Menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat ukuran pemusatan dalam data tunggal serta penafsiran;
d)        Guru menginformasikan agar peserta didik berhitung dari 1 s.d 3 antara laki-laki dan perempuan supaya rata jumlahnya;
e)         Guru memberikan permasalah yang harus dicari tahu tiap-tiap nomor. Untuk yang bernomor 1 mempelajari tentang mean, no 2 mempelajari tentang modus, dan no 3 mempelajari tentang median;
f)         Peserta didik mendiskusikan masing-masing permasalahan dengan rasa jujur batasan waktu 10 menit, guru mengamati dan memberi bimbingan;
g)        Perwakilan masing-masing nomor untuk menyampaikan secara ringkas hasil diskusinya;
h)        Bersama-sama peserta didik dan guru membahas pengertian mean, modus, dan median serta cara menentukan mean, modus dan median;
i)          Guru memberikan penjelasan kepada peserta didik untuk menyelesaikan lembar kerja  yang berisi soal menentukan mean, modus dan median data tunggal;
j)          Peserta didik mendiskusikan lembar kerja tersebut guru mengamati dan memberi bimbingan;
k)        Guru membahas hasil kerja peserta didik dan memberikan penguatan-penguatan;
l)          Siswa disarankan membuat rangkuman dibawah bimbingan guru;
m)           Refleksi : Perwakilan peserta didik diberi kesempatan untuk mengemukakan proses pembelajaran dan metode yang dipakai;
n)        Guru memberikan penugasan terstruktur yang telah disiapkan untuk lebih memahami cara menetukan mean, modus dan median data tunggal, waktu penyelesaian tugas terstruktur pada pertemuan yang akan datang.

c.    Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan tanggal 20 Oktober 2011
a)        Mengajak siswa untuk berdoa bersama-sama, mengecek kehadiran siswa dan mengkondisikan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik mulai dari kedisiplinan berpakaian, kebersihan kelas;
b)        Membahas tugas terstruktur pertemuan sebelumnya;
c)        Apersepsi : Mengingat kembali mean, Modus dan Median data tunggal;
d)       Motivasi : Menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat ukuran penyebaran data tunggal;
e)        Guru menginformasikan agar siswa belajar berkelompok dengan permasalahan ukuran penyebaran data tunggal;
f)         Siswa mendiskusikan masing-masing permasalahan dengan batasan waktu 10 menit, guru mengamati dan memberi bimbingan;
g)        Perwakilan siswa untuk menyampaikan secara ringkas hasil diskusi;
h)        Bersama-sama peserta didik dan guru membahas cara menentukan ukuran penyebaran dan jangkauan interquartil data tunggal;
i)          Guru memberikan penjelasan kepada siswa untuk menyelesaikan lembar kerja  yang berisi soal menentukan ukuran penyebaran dan jangkauan interquartil data tunggal;
j)          Siswa mendiskusikan lembar kerja tersebut guru mengamati dan memberi bimbingan;
k)        Guru membahas hasil kerja siswa dan memberikan penguatan;
l)          Peserta didik disarankan membuat rangkuman dibawah bimbingan guru;
m)      Refleksi : Perwakilan peserta didik diberi kesempatan untuk mengemukakan proses pembelajaran dan metode yang dipakai;
n)        Guru memberikan penugasan terstruktur yang telah disiapkan untuk lebih memahami cara menetukan ukuran penyebaran data tunggal,  waktu penyelesaian tugas terstruktur pada pertemuan yang akan datang.

3)                            Observasi
Pada pelaksanaan Siklus II ini guru melakukan perbaikan-perbaikan dari kekurangan pada siklus I. Perbaikan dalam proses pembelajaran yang dilakukan adalah lebih memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran kepada siswa yang tidak aktif. Karena banyaknya siswa yang aktif dalam proses pembelajaran, maka proses pembelajaran dapat berjalan lebih baik. Selain memberikan motivasi, guru juga memberikan penjelasan tentang pentingnya lembar kerja dan tugas terstruktur untuk memahami materi yang diajarkan dengan mandiri.
Data mengenai keaktifan siswa dapat diperoleh dengan menggunakan lembar observasi, pada siklus II dapat disajikan pada tabel 4.3
Tabel 4.3
Data Keaktifan Siswa Siklus II
Partisipasi Siswa
Jumlah siswa
Prosentase
Sangat Aktif
6
14%
Cukup Aktif
33
79%
Kurang Aktif
3
7%
Jumlah
42
100

Data keaktifan siswa dalam siklus II digambarkan dalam grafik seperti pada grafik 4.3







Grafik 4.3
Data Keaktifan Siswa Siklus II

Data mengenai aktifitas siswa pada siklus II menunjukkan bahwa motivasi siswa dari Siklus I ke Siklus II ada peningkatan. Banyaknya siswa yang kurang aktif pada Siklus I ada 10 siswa sedangkan pada siklus II ada 3 siswa yang kurang aktif  dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dikarenakan latar belakang siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu dan rumah yang jauh dari sekolah. Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan belajar mengajar Siklus II maka dilakukan tes akhir Siklus II, hasil belajar Siklus II dapat disajikan dalam tabel 4.4


Tabel  4.4
Data Hasil Belajar Siswa Siklus II

NO
NAMA
NILAI
KETERANGAN
KKM
PEROLEHAN
TUNTAS
TIDAK TUNTAS
1
Ai Nurjamilah
78
79

2
Andini Diniatul Zaman
78
79

3
Aria Rahmat Hidayat
78
79

4
Aris Munandar
78
79

5
Asri Afrilianti
78
79

6
Budi
78
78

7
Deby Susi Yanti
78
78

8
Dedi Setiadi
78
50

9
Dian Ratna Sintiawati
78
78

10
Dodi Kurnia
78
79

11
Elia Damayanti
78
78

12
Erick Budiman Pamungkas
78
78

13
Erniawati
78
79

14
Gina Yuliani
78
78

15
Idan
78
60

16
Ilma Huzaemah
78
78

17
Irwan Purwandi
78
50

18
Iyet Nurhayati
78
79

19
Lusiana Apriliani
78
79

20
M. Naufal Amar Siddik
78
79

21
Mita Reskyyanti
78
78

22
Moch. Ikmal
78
50

23
Muhamad Jaelani
78
78

24
Muhammad Wishal Albaqy
78
78

25
Nengsih
78
79

26
Nurmalasari
78
79

27
Pandu Pangestu
78
82

28
Peri Apriandi
78
40

29
Puput Ibadihati Solehah
78
79

30
Resdiana Depi
78
78

31
Restiyana Faujiah
78
78

32
Robi Awaludin
78
80

33
Rosita
78
78

34
Sandi Kurnia
78
86

35
Sandi Supiandi
78
35

36
Siti Fatimah Ahmad
78
78

37
Siti Nuralifah
78
78

38
Siti Wasilah
78
78

39
Susi Yanti
78
78

40
Taofik Hidayat
78
79

41
Yayang Yuliyandi
78
50

42
Yuniarti
78
78

Jumlah
3088
36
6
Rata-rata
73,5


Nilai tertinggi
86,0


Nilai terendah
25,0


% Lulus

86

% Tidak Lulus


14

Data hasil belajar siswa pada silkus I dapat disajikan dalam grafik 4.4 berikut;









Grafik 4.4
Hasil Belajar Siklus
Melihat tabel 4.4 dan grafik 4.4 tentang hasil belajar siswa siklus II, grafik  hasil belajar Siklus II maka didapat 36 siswa yang tuntas, nilainya diatas KKM atau 86% dan 6 siswa atau 14% tidak tuntas dari  KKM 78 yang telah ditetapkan. Rata-rata nilai pada akhir siklus II 73,5 dengan nilai tertinggi 86 dan nilai terendah 35.
 Dari data tersebut  maka keaktifan siswa ada kenaikan demikian juga hasil belajar diakhir Siklus II juga mengalami kenaikan  yang signifikan dari Siklus I dan Siklus II.

4)   Refleksi
Dari data observasi Siklus II didapat sebagian besar siswa mengikuti pembelajara dengan baik. Hal ini dikarenakan siswa merasa tertarik dan termotivasi dalam KBM yang menggunakan metode  pemberian tugas terstruktur. Siswa sudah mulai tertarik belajar Matematika dengan pemberian tugas terstruktur karena dengan mengerjakan tugas terstruktur melatih siswa untuk bertanggung jawab dalam tugas serta melatih kemandirian siswa. 
B.                 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi yang dilakukan pada  Siklus I dan Siklus II, maka dapat diketahui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat disajikan dalam tabel 4.5 berikut;

Tabel 4.5
Data Keaktifan Siswa Siklus I, Siklus II
NO
KUALIFIKASI
SIKLUS I
SIKLUS II
1
SANGAT  AKTIF
2
6
2
CUKUP AKTIF
30
33
3
KURANG AKTIF
10
3
JUMLAH
42
42





Data keaktifan siswa pada siklus I, dan siklus II dapat digambarkan dalam gragik 4.5 berikut:







Grafik 4.5
Keaktifan siswa pra siklus, siklus I, siklus II
Dari tabel dan grafik keaktifan siswa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada kenaikan jumlah siswa yang aktif hal ini terlihat dari jumlah siswa yang kurang aktif pada pra siklus, Siklus I, Siklus II semakin menurun jumlah siswa yang kurang aktif. Jumlah siswa yang kurang aktif pada Siklus I ada 10 siswa dan Siklus II ada 3 siswa, dengan adanya penurunan jumlah siswa yang kurang aktif maka dapat disimpulkan pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas terstruktur dapat meningkatkan keaktifan siswa dan melatih untuk bertanggung jawab serta kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas. 
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada Siklus I, Siklus II menunjukkan peningkatan prosentase ketuntasan belajar materi statistika di kelas IX-F seperti terlihat dalam table 4.6 berikut

Tabel 4.6
Data prosentase hasil evaluasi Siklus I, Siklus II

NO
KEGIATAN
TUNTAS
TIDAK TUNTAS
1
Siklus I
60
40
2
Siklus II
86
14

Hasil ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I, siklus II dapat disajikan dalam grafik 4.6 berikut:







Grafik 4.6
Ketuntasan hasil belajar siklus I, dan siklus II
Dari tabel dan grafik ketuntasan hasil belajar siklus I, siklus II menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan, pada  siklus I  prosentase yang tuntas 60% tidak tuntas 40% sedangkan pada siklus II terdapat 86% tuntas 14% tidak tuntas, hal ini menunjukkan peningkatan yang siqnifikan.
Selain tabel dan grafik keaktifan belajar siswa dan ketuntasan hasil belajar juga peneliti sajikan tabel 4.7 dan grafik 4.7 adalah tabel dan grafik rata-rata hasil belajar siswa siklus I, dan siklus II.
Tabel 4.7
Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I, siklus II
NO
KEGIATAN
RATA-RATA
1
Siklus I
67,1
2
Siklus II
73,5





Rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I sampai dengan akhir siklus II dapat disajikan dalam grafik 4.7 berikut:







Grafik 4.7
Rata-rata hasil belajar siklus I, siklus II
Berdasarkan hasil penelitian dua siklus tersebut menunjukkan peningkatkan keaktifan dan prosentase kenaikan serta rata-rata hasil belajar siswa terbukti dari tabel dan grafik keaktifan, prosentase ketuntasan, rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika dengan metode pemberian tugas terstruktur.
Hal ini dapat peneliti simpulkan bahwa pembelajaran dengan metode pemberian tugas terstruktur selain meningkatkan keaktifan siswa juga meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian hipotesis tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, yang menyatakan bahwa dengan menggunakan Metode Pemberian Tugas Tersturuktur dalam materi Statistika, maka hasil belajar siswa kelas IX-F SMP Negeri 1 Sukaresmi Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat menunjukan peningkatan yang signifikan, dapat diterima.




BAB V
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Sukaresmi pada kelas IX-F Tahun pelajaran 2011/2012 bahwa hasil belajar dan kemampuan siswa dalam mengolah data pada mata pelajaran Matematika materi Satistika sesudah menggunakan metode pembelajaran pemberian tugas terstruktur menujukkan hasil yang memuaskan. Dari uraian pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.    Hasil belajar dan kemampuan siswa dalam mengolah data pada materi statistika di kelas IX-F  SMP Negeri 1 Sukaresmi sebelum menggunakan metode pemberian tugas terstruktur mempunyai nilai rata-rata kelas 55,8 dengan prosentase ketuntasan 31%. Pada saat pembelajaran diubah menggunakan metode pemberian tugas terstruktur maka nilai rata-rata meningkat menjadi 67,1 dengan prosentase ketuntasan 60% pada siklus I dan 73,5 dengan prosentase ketuntasan 86%  pada siklus II;
2.    Penerapan metode pemberian tugas terstruktur mempunyai manfaat yang baik, karena menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa serta kemampuan mengolah data serta siswa tidak bosan  sehingga minat belajar meningkat. Hal ini terbukti pada keaktifan siswa pada saat pra siswa siklus masih terdapat 12 siswa yang tidak aktif, pada siklus I terdapat 10 yang tidak aktif serta pada siklus II terdapat 3 siswa yang tidak aktif.
B.       Saran
Setelah melaksanakan Penelitian Tindakan kelas ini, saran yang dapat peneliti ajukan sebagai berikut;
1.    Seorang guru harus bervariasi menggunakan metode pembelajaran untuk menghindari kejenuhan siswa. Selain metode pembelajaran yang bervariatif guru juga diharuskan untuk menyusun tugas terstruktur yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan;
2.    Seorang guru harus selalu aktif melibatkan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung;
3.    Hendaknya seorang guru selalu memotivasi siswa untuk selalu belajar di rumah yaitu dengan cara memberikan tugas terstruktur bertujuan untuk memahani materi lebih matang.
4.    Metode pembelajaran pemberian tugas terstruktur dapat menumbuhkan tanggung jawab siswa serta kemandirian dalam memahami materi pembelajaran.
5.    Metode pembelajaran pemberian tugas terstruktur dapat dikembangkan dan diterapkan pada pokok bahasan yang lain. Sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan penelitian ini;
6.    Sekolah hendaknya memfasilitasi untuk kegiatan Penelitian Tindakan Kelas yang dituangkan dalam RKS dan RAKS.
7.    Sekolah harus menganjurkan kepada guru untuk menyusun tugas terstruktur yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan  Kompetensi Dasar.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 1997, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
      Jakarta: PT. Rineka Cipta
Arikunto Suharsimi, 2008, Dasar-Dasar Evaluasi, Edisi Revisi, Jakarta,: Bumi
     Aksara
Dimyati dan Mudjiona, 2002 Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka
           Cipta
Djamarah, S.B dan A.Zain, 2002, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rhineka
     Cipta
Hamalik Omar, 2001, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara
Kusumah Wijaya dan Dwitagama Dedi, 2009, Mengenal Penelitian Tindakan
     Kelas, Jakarta: PT. Indek
Muslihuddin, 2008, Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas dan
     Sekolah, LPMP Jawa Barat
Nunik Avianti Agus,2007,Mudah Belajar Matematika Untuk Kelas IX
      SMP/MTs, BSE Pusat Perbukuan Depniknas
Permendiknas No 22 Tahun 2007 tentang Standar Isi
Sudjana, 1995, Statistika, Transito Bandung
Sukadi, 2006, Guru Powerful Guru Masa Depan, Bandung: Penerbit Kolbu
Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995, Kamus
      Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Jakarta:Balai Pustaka,
Uzer Usman Moh, 1996, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja
      Rosdakarya

1 komentar:

kae kae mengatakan...

makasih..... tulisan anda menginspirasi langkah2 KBM yang akan saya buat

Entri yang Diunggulkan

Praktik Baik tentang Pemanfaatan PMM untuk Guru dan Kepala Sekolah

Berbagi pengalaman pada Komunitas Interen sudah dilakukan setiap hari Selasa. Jika di Komunitas SMPN 3 Cipanas bernama Sebar Karya ( Selasa ...