BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu
kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bertanah air. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan bangsa
itu sendiri dan kompleknya masalah kehidupan menuntut sumber daya manusia yang handal
dan mampu berkompetensi. Selain
itu, pendidikan merupakan wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak
sumber daya manusia yang bermutu tinggi. Pendidikan bukanlah
suatu hal yang statis atau tetap, melainkan suatu hal yang dinamis sehingga
menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan secara terus menerus. Perubahan
dapat dilakukan dalam hal metode mengajar, buku-buku, alat-alat laboratorium,
maupun materi-materi pelajaran. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
menduduki peranan penting dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari waktu
jam pelajaran sekolah lebih banyak dibanding pelajaran lain. Pelajaran
matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada semua jenjang pendidikan
mulai dari taman kanak-kanak sampai sekolah menengah atas.
Berdasarkan
hasil pengamatan dan pengalaman sehari-hari dalam pembelajaran Matematika di
SMP Negeri 1 Sukaresmi Kabupaten Cianjur pada materi Statistika, kemampuan
siswa dalam menguasai materi
pembelajaran belum memuaskan, terbukti dari observasi kegiatan belajar siswa,
tes unjuk kerja dan hasil evaluasi yang diperoleh siswa untuk mata pelajaran
Matematika masih dibawah KKM . Hal ini menunjukkan tingkat kemampuan siswa
rendah, salah satu penyebabnya adalah penggunaan metode pembelajaran yang belum
tepat.
Salah satu hambatan dalam pelajaran
matematika adalah bahwa siswa kurang tertarik pada matematika. Banyak siswa
yang mengalami kesulitan bila menghadapi soal-soal matematika. Hal ini dapat mengakibatkan
prestasi belajar matematika sangat rendah. Suatu
kesalahan yang sering terjadi adalah guru kurang memperhatikan tingkat
pemahaman siswa dalam mengikuti perubahan, langkah, tahap demi tahap dalam
penyampaian materi pelajaran. Dengan kata lain, siswa hanya dibuat tercengang
oleh guru dalam mempermainkan rumus yang begitu runtun dalam sebuah rangkaian
pokok bahasan. Kondisi ini mungkin bagi guru suatu pekerjaan yang remeh jika
sekedar menulis rumus yang sebenarnya dapat dijadikan sebagai penuntun siswa
dalam memahami materi dan menyelesaikan soal-soal.
Hasil
pembelajaran yang telah dilaksanakan seorang guru terkadang tidak sesuai dengan
harapan. Untuk melihat hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan salah satunya
dengan melihat nilai dan ketrampilan siswa dalam pembelajaran itu.Apabila nilai
perolehan siswa jauh dari harapan, maka seorang guru harus memperbaiki
pembelajaran agar kompetensi yang telah ditetapkan kurikulum pada materi
Statistika itu dapat tercapai. Hal tersebut peneliti alami di SMP Negeri 1
Sukaresmi pada pelajaran Matematika.
Peneliti
merasakan dan melihat kesulitan siswa dalam hal menguasai materi pada materi
stasistika sehingga merasa perlu untuk segera menangani masalah tersebut. Salah
satu solusi yang dapat dilakukan
adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat diharapkan dapat
meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi statistika yang dipelajari.
Akibat
dari suatu anggapan bahwa matematika itu sulit untuk memperoleh nilai atau
hasil yang memuaskan, sehingga timbulah rasa bosan, acuh, tidak senang terhadap mata pelajaran matematika. Sikap-sikap yang demikian oleh
pendidik harus diketahui dan dicari jalan keluarnya. Dalam belajar matematika diperlukan banyak
latihan-latihan penyelesaian soal-soal yang dibentuk dalam tugas terstruktur
yang berisi soal-soal. Dari suatu pengalaman bahwa dalam pemecahan matematika
akan berhasil jika siswa banyak berlatih dan terampil menyelesaikan matematika
yang bervariatif.
Dengan
seringnya siswa menyelesaikan tugas yang berupa soal-soal yang berstruktur maka
konsep-konsep yang ada tidak mudah lupa. Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal, maka pada penelitian ini peneliti akan
menggunakan model pembelajaran kooperatif
yaitu Metode Pemberian Tugas Terstruktur. Alasan dipilihnya metode Pemberian
Tugas Terstruktur ini yaitu karena akan
melatih peserta didik bertanggung jawab dan banyak membantu siswa dalam
pemahaman materi pembelajaran. Untuk melihat
keberhasilan metode ini maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Metode Penugasan dengan
Pemberian
Tugas Terstruktur untuk
Meningkatkan Kemampuan Mengolah Data dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Statistika. (Penelitian
Tindakan Kelas pada
Mata Pelajaran Matematika di SMP Negeri 1
Sukaresmi Kelas IX-F Semester
Ganjil Tahun
Pelajaran 2011/2012).
.
B.
Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut: Apakah ada Peningkatan Kemampuan Mengolah Data pada
Materi Statistika Kelas IX-F Dengan Penugasan
1. Apakah
dengan mengunakan Pemberian Tugas Terstruktur dalam pembelajaran Matematika
dapat meningkatkan
kemampuan mengolah data dan hasil
belajar siswa pada materi
Statistika di Kelas IX-F SMP Negeri 1 Sukaresmi?
2. Bagaimana
Proses meningkatkan kemampuan mengolah data
dan hasil belajar siswa pada materi
statistika sebelum dan sesudah menggunakan metode pemberian tugas terstuktur?
3. Seberapa
besar peningkatan hasil
belajar siswa pada materi
Statistika dengan Penerapan Metode Pemberian Tugas Terstruktur?
C.
Tujuan
Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1. Mengetahui kemampuan mengolah data dan hasil belajar
siswa Metode Penugasan yaitu Pemberian Tugas Terstruktur pada materi Statistika
di Kelas IX F SMP Negeri 1 Sukaresmi Kabupaten
Cianjur.
2. Mengetahui kemampuan mengolah data dan hasil belajar
siswa pada materi Statistika sebelum dan sesudah menggunakan Metode Penugasan
yaitu pemberian Tugas Terstruktur.
3. Mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam mengolah data dan hasil belajar
siswa pada materi statistika dengan melalui
Penerapan Metode Penugasan yaitu
pemberian tugas terstruktur.
D.
Manfaat
Penelitian.
Hasil
dari penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pemberian tugas terstruktur ini akan memberikan maanfaat
seperti di bawah ini:
1.
Bagi siswa :
a. Melatih
peserta didik untuk bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas;
b. Meningkatkan
kemampuan siswa dalam dalam mengolah data
untuk mencapai hasil belajar pada materi statistika;
c. Membantu
siswa dalam pemecahan
masalah dalam materi statistika;
d. Menjadikan
Proses Pembelajaran Matematika lebih bermakna;
e. Melatih
kemandirian peserta didik dalam menyelesaikan masalah atau menyelesaikan soal.
2. Bagi Guru:
a. Meningkatkan
kemampuan dalam proses pembelajaran sehingga berinovasi serta professional;
b. Meningkatkan
kualitas proses pembelajaran Matematika;
c. Meningkatakan
ketrampilan guru dalam menggunakan metode belajar yang sesuai;
3.
Bagi Sekolah:
a. Memberikan
kontribusi dalam
mengembangkan kualitas pembelajaran;
b. Meningkatkan
mutu lulusan SMP Negeri 1 Sukaresmi
yang berkualitas;
c. Penggunaan Metode Pemberian Tugas Terstruktur
ini dapat dijadikan referensi guru bahwa dalam mencapai ketuntasan pembelajaran matematika;
d. Salah satu bentuk penugasan adalah dengan pemberian tugas
terstruktur merupakan usaha untuk menghadapi perolehan
KKM
E. Hipotesis Tindakan
Dengan menggunakan Metode Penugasan
melalui pemberian tugas terstruktur dalam materi Statistika, maka hasil belajar
dan kemampuan siswa dalam mengolah data di kelas IX-F menunjukan
peningkatan yang signifikan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Metode Pemberian
Tugas ( Resitasi)
1.
Pengertian Metode Penugasan ( Resitasi)
Yang dimaksud dengan metode
tugas ( Resitasi) menurut Sayiful Sagala adalah “ cara penyajian bahan
pelajaran dimana guru memberikan tugas tewrtentu agar siswa melakukan kegiatan
belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkan.” Misalnya tugas yang
dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di luar kelas, di
Perpustakaan bahkan di Rumah kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan.
Metode ini dikenal dengan sebutan pekerjaan rumah tetapi metode ini lebih luas
dari pada pekerjaan rumah saja, karena dalam metode ini terdiri dari tiga fase
antara lain: pertama Guru memberikan tugas, kedua siswa melaksanakan tugas, dan
ketiga siswa mempertanggung jawabkan apa yang telah dikerjakan.
Dengan cara ini diharapkan agar
siswa dapat belajar bebas tetapi bertanggung jawab dan siswa akan berpengalaman
mengetahui berbagai kesulitan dan mengatasi kesulitan itu, karena dengan tugas
maka siswa memiliki kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil siswa
yang lain. Merangsang siswa agar lebih giat belajar, memupuk inisiatif
bertanggung jawab dan mandiri, memperkaya kegiatan belajar di luar, memperkuat
pemahamanSelain itu menyadarkan siswa untuk selalu memanfaatkan waktu
senggangnya untuk hal-hal yang menunjang belajar dengan mengisi
kegiatan-kegiatan yang kurang berguna.
Metode ini diberikan karena
dirasakan bahan pelajaran atau meteri
terlalu banyak sementara waktu sedikit dalam kegiatan belajar di kelas.
Artinya, banyaknya materi ajar yang tersedia dengan waktu kurang. Agar materi
ajar dapat dimengerti, dipahami oleh siswa
dengan waktu yang telah ditentukan oleh kurikulum maka metode ini sangat
membantu.
Dalam hal ini tugas dapat
diberikan dalam bentuk daftar pertanyaan (soal) atau perintah melakukan
pendataan, mencari penyelesaian dalam buku pelajaran. Dapat juga mengumpulkan
sesuatu, membuat sesuatu dan lain sebagainya. Guru memberikan tugas kepada
siswa madiri atau kelompok dengan waktu yang ditentukan dan disepakati siswa
dan guru harus membahas, menilai hasil tugas madiri atau kelompok. Guru juga
memberi motivasi agar siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik kemudian guru
menghimbau siswa untuk menyusun hasil tugas baik mandiri atau kelompok. Dengan
demikian siswa dapat bertanggung jawab dengan tugasnya, selain itu siswa
menjadi lebih paham materi ajar.
2.
Fase Memberi Tugas ( Resitasi)
Fase-fase dalam memberikan tugas yang baik secara mandiri
maupun kelompok:
a.
Guru memberikan
tugas
Tugas yang diberikan dari guru kepada siswa baik secara
mandiri atau kelompok maka harus memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal
berikut:
a)
Tujuan yang akan
dicapai
b)
Jenis tugas,
terstruktur atau tak terstruktur agar siswa mengerti dan paham
c)
Tugas harus
disesuaikan dengan kemampuan siswa
d)
Ada petunjuk yang
jelas sehingga siswa dapat mengerjakan tugas mandiri maupun kelompok.
e)
Disediakan waktu
yang jelas dan cukup untuk mengerjakan tugas terstruktur dan tidak terstruktur.
b.
Siswa
Mempertanggung jawabkan tugas
Hal-hal yang harus dikerjakan dalam fase ini:
a)
Laporan siswa tertulis
dari apa yang dikerjakan
b)
Ada diskusi
kelompok atau tanya jawab
c)
Penilaian atau
tanggapan dari siswa yang lain
Dalam fase mempertanggung jawabkan ini yang disebut
dengan resitasi, adapun menurut Zakiyyah
Darajat Pemberian tugas dapat dilakukan dalam beberapa hal, yaitu:
1)
Siswa diberi tugas
mempelajari bagian dari buku teks baik secara kelompok maupun perorangan.
Diberi waktu tertentu untuk mengerjakannya, kemudian siswa yang bersangkutan
mempertanggungjawabkan.
2)
Siswa diberi tugas
untuk melaksanakan sesuatu yang tujuannya melatih siswa dalam hal yang bersifat
kecakapan mental dan motorik.
3)
Siswa diberi tugas
untuk mengatasi masalah tertentu atau problem tertentu dengan cara mencoba
untuk mengunkapkan. Dengan tujuan agar siswa biasa berfikir ilmiah(logis dan
sistematis) dalam memecahkan suatu masalah atau soal.
4)
Siswa diberi tugas
untuk melaksanakan proyek dengan tujuan agar siswa membiasakan diri untuk
bertanggung jawab terhadap penyelesaian suatau masalah, soal, yang telah
disediakan dan bagaimana mengolah selanjutnya.
Dalam metode pemberian tugas atau resitasi ini syarat
yang harus diketahui oleh guru dan siswa yang diberi tugas yaitu:
1)
Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan
pelajaran yang telah mereka pelajari, sehingga siswa disamping sanggup mengerjakannya
juga sanggup mempertanggungjawabkan.
2)
Guru harus dapat mengukur dan memperkirakan
bahwa tugas yang diberikan kepada siswa akan dapat dilaksanakannya karena
sesuai kesanggupan dan kecerdasan yang dimilikinya.
3)
Guru harus menanamkan kepaqda siswa bahwa
tugas yang diberikan kepada siswa akan
dikerjakan atas kesadaran sendiri yang timbul dari hati
4)
Jenis tugas yang diberikan kepada siswa harus
dapt dimengerti benar-benar sehingga siswa tidak ada keraguan dalam
melaksanakannya.
3.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Penugasan ( Resitasi)
Dalam penggunaan suatu metode pasti ada kelebihan dan
kekurangan, begitu juga metode ini,
a.
Kelebihan
1)
Siswa dapat lebih
memahami sendiri materi ajar sesuai dengan pengetahuan yang dicari sehingga
pengetahuan itu akan tinggal lama dalam ingatan.
2)
Mengembangkan daya
berfikir sendiri, daya inisiatif, kreatif, tanggung jawab dan melatih mandiri.
3)
Lebih merangsang
siswa dalam melakukan aktivitas individual maupun kelompok.
b.
Kekurangan Metode
Penugasan (Resitasi)
1)
Siswa sulit
dikontrol aktifitasnya dalam mengerjakan tugas, apakah benar mengerjakan dengan
kemampuan dan usahanya atau hanya meniru pekerjaan temannya
2)
Khusus tugas
kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah
anggota tertentu saja, sedangkan anggota yang lain tidak ikut berpartisipasi
dengan baik.
3)
Tidak mudah
memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa. Sering memberikan
tugas yang monoton sehingga dapat menimbulkan kebosanan siswa.
- Pemberian Tugas Terstruktur.
Metode
pemberian tugas belajar atau resitasi merupakan metode mengajar yang berupa
pemberian tugas oleh guru kepada siswa, dan kemudian siswa harus
mempertanggungjawabkan atau melaporkan hasil tugas tersebut. Metode ini tidak
sama dengan Pekerjaan Rumah (PR). PR merupakan tugas terstruktur yang diberikan
oleh guru kepada siswa untuk dikerjakan di rumah dengan waktu yang ditentukan, sedangkan dalam
resitasi tugas tidak harus dikerjakan di rumah, melainkan dapat dikerjakan di
laboratorium, perpustakaan, sekolah, atau di tempat lainnya yang berhubungan
dengan materi pelajaran yang diberikan.
Dalam pembelajaran Matematika harus diperbanyak
latihan soal, karena dengan latihan tersebut maka diharapkan peserta didik akan
lebih aktif dan kreatif dalam menghadapi berbagai soal. Dengan banyaknya
latihan soal dari tugas terstruktur maka konsep, rumus, dan teorema akan
dipahamai dengan jelas, salah satu bentuk latihan Matematika adalah dengan
pengerjaan tugas tersruktur yang berisi cara penyeleseaian soal-soal atau
masalah
Pemberian tugas
terstruktur dimaksudkan agar selain untuk penguatan juga menimbulkan sikap
positif terhadap pelajaran Matematika. Pemberian tugas biasanya dalam bentuk
tugas rumah yang bertujuan memberikan kesempatan siswa untuk mendapatkan pengertian
yang luas tentang materi yang telah dan akan diajarkan di dalam kelas.
Dengan ini siswa akan lebih tahu kekurangan dalam mempelajari materi yang telah diajarkan oleh
guru. Dan dengan adanya pemberian tugas terstruktur siswa juga tidak akan merasa bosan dalam belajar karena materi
dapat menimbulkan pengalaman belajar dan pemahaman materi.
Tugas
dirancang untuk membimbing siswa dalam pemahaman materi yang lengkap terdiri atas
rangkaian kegiatan belajar dan
soal-soal latihan untuk membantu peserta
didik mencapai indikator yang dirumuskan
dengan jelas. Tugas terstruktur
merupakan salah satu media pembelajaran bahan ajar yang disususn sesuai
dengan kebutuhan belajar sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
1.
Manfaat Tugas
Terstruktur
Tugas
Terstruktur memiliki manfaat baik ditinjau dari kepentingan peserta didik
antara lain:
a) Peserta
didik memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri.
b) Belajar
menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari di luar jam tidak dibatasi oleh
kelas
c) Peserta
didik berkesempatan menguji kempuan diri sendiri dengan mengerjakan soal
latihan yang disajikan dalam tugas
d) Mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam berinteraksi
langsung dengan lingkungan sebagai factor belajar lainya.
Dengan pembahasan di atas peneliti yakin bahwa pemberian tugas terstruktur dalam
pembelajaran Matematika dapat
menumbuhkan kreatifitas peserta didik dan
hasil belajar Matematika pada umumnya
lebih meningkat. Sehingga diharapkan pula tidak ada anggapan bahwa pelajaran Matematika adalah mata
pelajaran yang sulit tetapi sebaliknya bahwa Matematika adalah mata pelajaran yang mudah dan menyenangkan.
Metode Pemberian
Tugas Terstruktur ini sanagat membantu peserta didik untuk mencapai hasil yang
memuaskan. Dalam Permendiknas No 22 tahun 2007 tentang Satandar Isi menyebutkan
diantaranya bahwa, beban belajar diartikan sebagai
waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan sistem :
·
Tatap Muka
(TM)
·
Penugasan
Terstruktur (PT)
·
Kegiatan
Mandiri Tidak Terstruktur(KMTT)
Pembelajaran Tatap Muka (TM) : Kegiatan pembelajaran
yang berupa proses interaksi langsung antara peserta didik dan pendidik
Penugasan Terstruktur
(PT) : Kegiatan pembelajaran berupa
pendalaman materi untuk peserta didik, dirancang guru untuk mencapai kompetensi.
Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh guru. Dalam kegiatan ini tidak
terjadi interaksi langsung antara guru dengan peserta didik
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) : Kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi
untuk peserta didik, dirancang guru untuk mencapai kompetensi.
Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh
peserta didik dan tidak terjadi interaksi langsung antara pendidik dengan
peserta didik
2.
Prinsip Pembelajaran
Berbasis Kompetensi
a. Berpusat pada peserta didik;
b. Pembelajaran terpadu;
c. Memahami keunikan peserta didik;
d. Menerapkan prinsip pembelajaran tuntas;
e. Pemecahan masalah;
f. Multi strategi; Guru sebagai fasilitator, motivator, dan nara sumber.
a. Berpusat pada peserta didik;
b. Pembelajaran terpadu;
c. Memahami keunikan peserta didik;
d. Menerapkan prinsip pembelajaran tuntas;
e. Pemecahan masalah;
f. Multi strategi; Guru sebagai fasilitator, motivator, dan nara sumber.
Tugas Terstruktur memberikan
kesempatan kepada peserta didik dari guru atau pendidik untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan berbagai sumber
belajar, yang nantinya hasil kerja peserta didik akan diperiksa oleh guru untuk
mengetahui tingkat kebenaran jawaban peserta didik. Pemberian tugas terstruktur merupakan Metode yang
dapat digunakan peserta didik untuk mencari alternativ pemecahan masalah dengan
kendala serta masalahnya. Metode Pemberian
Tugas Terstruktur memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan berbagai
literature atau buku sumber, yang nantinya hasil kerja peserta didik akan
diperiksa oleh guru untuk mengetahui tingkat pemahaman materi serta pencapaian Kompetensi Dasar dari jawaban tugas yang telah
dikerjakan oleh peserta didik.
C.
Materi Statistika
1.
Pengertian
Statistika
Istilah
statistik berasal dari bahasa latin “status” yang artinya suatu negara. Suatu
kegiatan pengumpulan data yang ada hubungannya dengan kenegaraan, misalnya data
mengenai penduduk, data mengenai penghasilan dan sebagainya, yang lebih berfungsi
untuk melayani keperluan administrasi.
Secara kebahasaan, statistik berarti catatan angka-angka
(bilangan); perangkaan; data yang berupa angka-angka yang dikumpulkan,
ditabulasi, dikelompokkan, sehingga dapat memberi informasi yang berarti
mengenai suatu masalah, gejala atau peristiwa (depdikbud, 1994).
Menurut Sutrisno Hadi
(1995) Statistik adalah untuk menunjukkan kepada pencatatan angka-angka dari
suatu kejadian atau kasus tertentu. Selaras dengan apa yang didefinisikan oleh
Sudjana (1995:2) bahwa statistik adalah kumpulan fakta berbentuk angka yang
disusun dalam daftar atau tabel dan atau diagram, yang melukiskan atau
menggambarkan suatu persoalan.
Statistika beda halnya
dengan statistik, statistika yang dalam bahasa Inggris “statistics” (ilmu statistik),
ilmu tentang cara-cara mengumpulkan, mentabulasi dan menggolongkan,
menganalisis dan mencari keterangan yang berarti dari data yang berupa angka.
Dengan demikian,
didalamnya terdiri dari sekumpulan prosedur mengenai bagaimana cara:
a. Mengumpulkan data
b. Mengolah data
c. Menyajikan data
d. Menarik kesimpulan dan interpretasi data berdasarkan kumpulan
data dan hasil analisisnya.
2.
Istilah-istilah
dalam Statistika
a.
Sampel adalah
bagian dari populasi yang benar-benar di teliti atau diamati, dan memiliki
karakteristik yang lengkap seperti yang dimiliki populasi.
b. Populasi adalah keseluruhan Obyek penelitian
c. Ukuran Pemusatan Data Tunggal
Rata-rata Hitung
![]() |
|
b. .
|
2. Modus
Modus = nilai yang paling sering muncul (nilai yang frekwensinya paling banyak) Contoh: 6, 7, 7, 7, 8, 8, 9 dan 9 Nilai yang paling sering muncul adalah 7 Jadi, modus dari data di atas = 7 |
c.
![]() Median = nilai tengah setelah data diurutkan Contoh: Data: 5, 6, 6, 6, 7, 7, 8, 8, dan 9 Nilai tengah setelah diurutkan (median) = 7 |
d. Ukuran Penyebaran
1. Quartil
Atas adalah median dari data tinggi atau besar
2. Quartil
Bawah adalah median dari data rendah atau kecil
3. Quartil
Tengah adalah median dari sebuah data
4. Jangkauan
interkuartil =
-
)


3. Jenis
Data
Data yang diperoleh dari suatu sampel dan populasi dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu :
- Data
kualitatif yakni data yang bukan berupa angka (non – numerik) biasa disebut dengan istilah
atribut.
- Data
kuantitatif: data yang berupa angka (numerik). Data jenis ini
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu data diskrit dan kontinyu.
Selain pembagian tersebut juga ada yang membagi data
menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari sumbernya, misal melalui wawancara, penyebaran kuesioner,
pengukurn langsung, dan lain lain. Sedangkan data sekunder adalah data yang
diambil/ disadur dari pihak lain, misal diambil dari koran, jurnal, penelitian/
publikasi pihak lain, dan lain-lain.
D.
Hasil Belajar
1.
Pengertian Belajar
Belajar
adalah sesuatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Kegiatan belajar dapat berlangsung di mana-mana, misalnya di lingkungan
keluarga, di sekolah dan di masyarakat, baik disadari maupun tidak disadari,
disengaja atau tidak disengaja.
Uzer
Usman (1996), berpendapat bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku
individu sebagai akibat interaksi individu dengan lingkungan sehingga mampu
berinteraksi dengan baik dengan lingkungan.
Menurut Moh. Surya:
“belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya”( internet; Pengetian Belajar )
Berdasarkan pengertian di atas maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah merupakan usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh
perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuan, keterampilannya, maupun aspek
sikapnya melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Ada empat pilar
yang dikemukakan oleh UNESCO, dalam Soedijarto (2004; 10-18) yaitu :
a) Learning to know,
yaitu suatu proses pembelajaran yang memungkinkan siswa menguasai tehnik
menemukan pengetahuan dan bukan semata-mata hanya memperoleh pengetahuan
b) Learning to do,
yaitu pembelajaran untuk mencapai kemampuan untuk melaksanakan Controliling,
Monituring, Maintening, Designing,
c) Learning to live
together adalah membekali kemempuan untuk hidupo
bersama dengan orang lain yang berbedsa dengan penuh toleransi, saling
pengertian dan tanpa prasangka.
d) Learning to be
adalah keberhasilan pembelajaran harus ditopang oleh tiga pilar sebelumnya,
Tiga pilar tersebut ditujukan bagi
lahirnya siswa yang mampu mencari informasi dan menemukan ilmu
pengetahuan yang mampu memecahkan masalah, bekerjasama, bertenggang rasa, dan
toleransi terhadap perbedaan.
Dari
uraian tersebut dapat disempulkan bila dilaksanakan dengan memuaskan akan
menumbuhkan percaya diri pada siswa sehingga akan mampu mengenal dirinya,
berkepribadian mantap, dan mandiri. Pembelajaran yang epektif di mulai dari
lingkungan belajar dan berpusat pada siswa, siswa aktif guru akan berperan
sebagai fasilitator.
Roger dalam Darsono (2000:21-22) mengemukakan beberapa prinsip
belajar yang manusiawi yaitu :
·
Hasrat belajar, artinya setiap
orang memiliki keinginan untuk belajar secara kodrati.
·
Belajar bermakna, artinya keberhasilan belajar
antara lain ditentukan oleh bermakna tidaknya bahan yang dipelajari.
Kebermaknaan ini dikaitkan dengan kehidupan nyata.
·
Belajar tanpa ancaman, artinya
belajar sebagaimana suatu kegiatan kompleks yang menuntut kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotorik, tidak selalu lancar.
·
Belajar atas inisiatif sendiri
yang melibatkan pikiran dan perasaan sendiri, membuat belajar lebih bermakana.
Oleh
sebab itulah pendidik perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
berdasarkan beberapa pokok pemikiran sebagai berikut:
a. Pengetahuan ditemukan, dibentuk,
dan dikembangkan oleh siswa. Guru menciptakan kondisi dan situasi yang
memungkinkan siswa membentuk makna dari bahan-bahan pelajaran melalui suatu
proses belajar dan menyimpannya dalam ingatan yang sewaktu-waktu dapat diproses
dan dikembangkan lebih lanjut.
b. Siswa membangun pengetahuan secara aktif.
Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan
terhadap siswa.
c. Pengajar perlu berusaha mengembangkan
kompetensi dan kemampuan siswa. Kegiatan belajar mengajar harus lebih
menekankan pada proses dari pada hasil.
d. Dalam belajar terjadi interaksi pribadi
di antara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa. Kegiatan belajar
adalah suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa interaksi antar
pribadi. Belajar adalah suatu proses pribadi, tetapi juga proses sosial yang
terjadi ketika masing-masing orang berhubungan dengan orang lain dan membangun
pengetahuan dan pengertian bersama.
2.
Hasil Belajar
Menurut Dimyati
dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat di pandang dari dua sisi
yaitu sisi siswa dan guru. Dari sisi
siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut
terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan
dari sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesainya bahan pelajaran
(Internet; Pengertian Hasil Belajar )
Menurut Omar
Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi
perubahantingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.Berdasarkan Teori Taksonomi
Bloom, dalam Moh. Uzer Usman ( 1996; 34) hasil belajar dalam rangka studi di
capai melalui tiga kategori ranah antara lain, kognitif, afektif, psikomotor.
Perinciannya adalah sebagai berikut :
1. Ranah Kognitif yaitu hasil belajar intelektual yang
terdiri dari 6 aspek ( pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis
dan penilaian).
2. Ranah Afektif yaitu berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jemjang kemampuan yaitu
menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakteristik dengan
suatu nilai
3.
Ranah Psikomotor yaitu meliputi
keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi otak manusia
(menghubungkan dan mengamati).
Menurut Djamarah (2000:
45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah
dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah
prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan
keuletan, sungguh–sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang
mampu untuk mencapainya.
Hasil belajar yang
dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukan
hasil yang berciri sebagai berikut:
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri siswa
2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri siswa
2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama
diingatannya, membentuk prilakunya, bemanfat untuk
mempelajarai aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan
pengetahuan lain
4. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan
dirinya
terutaman adalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan
mengendalikan
proses dan usaha belajarnya
Jadi hasil belajar merupakan
perubahan yang diperoleh setelah terjadinya proses belajar mengajar yang dapat
dilihat setelah peserta didik melalui penilaian yaitu proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menetukan pencapaian hasil belajar siswa sesuai dengan ( Permendiknas No 20 ;2007) tentang Standar
Penilaian.
.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A . Metode
Penelitian
Metode
yang digunakan dalam
penelitian ini termasuk metode penelitian deskriptip, karena didalam penelitian
ini digambarkan bagamana suatu metode pembelajaran di terapkan dan bagaimana
hasil yang di inginkan dapat tercapai.
Metode
deskriptip memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Penelitian
tindakan kelas cenderung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara
menelaah cecara teratur, mengutamakan objektifitas, dan dilakukan secara
cermat.
2. Tidak
adanya perlakukan yang diberikan dan dikendalikan
3. Tidak
adanya uji hipotesis
B. Subyek dan
Lokasi penelitian
Subyek
Penelitian ini adalah siswa kelas IX-F tahun pelajaran 2011/2012, yang
berjumlah 42 orang yang terdiri dari
jumlah siswa laki-laki sebanyak 20 Orang dan jumlah siswa perempuan
sebanyak 22 orang. Peneliti memilih
kelas IX-F sebagai subyek penelitian
karena kelas ini yang
mempunyai daya serapnya rendah terlihat dari hasil tes sebelumnya yang belum menunjukan
hasil tidak memuaskan. Lokasi Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di
SMP Negeri 1 Sukaresmi sekolah ini beralamat
Jln. Mariwati Km 8 Des. Cikanyere Kec. Sukaresmi Kab. Cianjur.
C.
Waktu
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian
Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada
semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012, tepatnya dari bulan Juli 2011 sampai dengan Desember 2011. Waktu yang diperlukan untuk
pembelajaran materi Statistika adalah 8
jam pelajaran, dalam satu minggu terdiri 2 kali pertemuan, setiap
pertemuan terdiri dari 2 x 40 menit. Setiap siklus memerlukan 2 kali pertemuan.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus sehingga membutuhkan waktu 4 kali
pertemuan.
D. Instrumen Penelitian
Untuk
mendapatkan data yang diperlukan oleh peneliti, digunakan instrument
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Lembar
observasi disusun untuk memperoleh gambaran langsung tentang kondisi
pelakasanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas
terstruktur. Observasi tindakan ini dilaksakan oleh rekan guru serumpun yang bertindak sebagai observer. Lembar
observasi disusun untuk mengamati peneliti dalam mengamati tindakan kelas,
kondisi kelas, dan keakktifan siswa dalam proses pembelajaran
2. Lembar Soal
Lembar Soal disusun untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
setiap akhir siklus dan Lembar Kerja Siswa (LKS), tes setiap akhir siklus ini
bertujuan untuk mengetahui sampai dimana pemahaman belajar siswa tentang statistika serta untuk merefleksi pembelajaran yang
dilaksanakn guna perbaikan. Adapun
bentuk tes yang diberikan berupa soal uraian yaitu pada Kompetensi Dasar Statistika. Lembar soal yang disusun
berbentuk soal-soal uraian yang berstruktur dan bertujuan membimbing siswa
untuk berfikir sistematis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.
3. Angket
Angket dalam penelitian ini digunakan
untuk mengukur tanggapan dan sikap siwa setelah pembelajaran. Isi dari angket
ini mengenai pendapat siswa terhadap
kegiatan proses pembelajaran, bahan ajar, metode pembelajaran, dan sikap guru.
Dari angket ini kita dapat mengetahui tentang respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran secara keseluruhan.
E.
Prosedur
Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kkelas ini dilaksanakan 4
tahapan sesuai dengan model Jhon Elliot(Muslhudin2009:72) yang dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun alur pelaksanaan
tindakan dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini:
1. Perencanaan.
Pada tahap persiapan
ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Mengkaji
metode penugasan melalui pemberian tugas terstrukturdari berbagai
sumber dan referensi, diskusi dengan teman sejawat.
b. Menetapkan
fokus observasi yaitu faktor siswa meliputi kemampuan siswa dalam mengolah data
dan respon siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan melalui pemberian tugas terstruktur.
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang Sttistika untuk 2 Siklus yang berdasarkan
Kurikulum SMP Negeri 1 Sukaresmi (KTSP),
Lembar kerja Siswa (LKS) serta lembar tugas
terstruktur.
d. Menetapkan cara observasi yaitu akan
menggunakan metode observasi terbuka dan akan dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan.
e.
Menetapkan jenis data dan cara pengumpulan data, yaitu
jenis data kualitatif akan dikumpulkan
melalui observasi dan data kuantitatif akan dikumpulkan melalui tes hasil
belajar siswa.
f. Menetapkan
alat bantu dokumentasi kamera foto
g. Menetapkan
cara pelaksanaan refleksi, yaitu akan dilaksanakan oleh peneliti dan akan
dilakukan setiap usai pemberian tindakan dalam pelaksanaan observasi untuk
setiap siklusnya.
2. Pelaksanaan
Tindakan
1) Pada
proses pelaksanaan tindakan, siswa belajar dengan berkelompok. Guru memberikan
pembelajaran materi Statistika dengan
Tanya jawab dan diskusi.serta pemberian
tugas terstruktur sebagai alat bantu dalam pemahaman materi. Guru memberi
penjelasan . Selain dari itu guru dapat memberikan soal-soal latihan dan
menilai jawaban kelompok, kemudian perwakilan siswa dari kelompoknya menjawab
soal-soal. Penilaian
proses pembelajaran dilakukan pada aspek kerjasama, jawaban soal-soal dan
kebersihan, keaktifan serta keseriusan belajar. Guru memberi tugas terstruktur yang harus dikerjakan dengan batas waktu
yang telah ditentukan untuk lebih memahami materi yang telah diajarkan. Pembelajaran
diakhiri dengan adanya pemberian tugas
terstruktur dan tes siklus I untuk melihat
keberhasilan penyajian materi dengan metode penugasan melalui pemberian tugas terstruktur dalam upaya meningkatkan kemampuan mengolah data pada materi Statistika.
2) Peneliti
melakukan tindak lanjut untuk siklus II dengan cara menyusun serta memperbaiki
rencana selanjutnya berdasarkan hasil tes dan refleksi pelaksanaan siklus I
Pelaksanaan tindakan Siklus II masih mengikuti pola penyajian sebagaimana
rencana tindakan I yaitu:
a) Membuat
serta merancang siklus II yang telah di sesuaikan dengan hasil refleksi dari
siklus I.
b) Menerapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dua kali pertemuan
c) Pembelajaran
dilakukan dengan mengggnakan diskusi tanya jawab
dan diakhiri dengan penugasan untuk memperdalam materi yang telah diajarkan.
d) Memberikan
tes siklus II
e) Peneliti
beserta tim observer
menganalisis serta merefleksi hasil pembelajaran siklus II
f) Peneliti dan observer menyimpulkan kegiatan pembelajaran
dan hasil penelitian.
3. Observasi
Pengamatan
penelitian dibantu oleh 2 orang guru sebagai pengamat atau observer.
Pelaksanaan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat. Pada tahap
ini dilakukan tes akhir siklus, angket respon siswa dan angket lembar kerja
siswa dengan bantuan pengamat dari teman sejawat.
Dalam observasi yang dilakukan yaitu mengamati siswa dan
guru.
Pengamatan terhadap siswa
dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar. Aspek yang diamali meliputi:
a)
Perhatian terhadap
penjelasan guru.
b) Keantusiasan
dalam mengerjakan tugas.
c)
Hubungan kerjasama
antar siswa.
d) Keberanian
menjawab soal di depan kelas dan berbagi dengan teman di kelas.
e)
Keberanian bertanya.
Pengamatan terhadap guru aspek yang diamati
meliputi:
a) Menyampaikan
tujuan pembelajaran.
b) Memotivasi
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan serius.
c) Mengaitkan
pembelajaran dengan pengetahuan awal siswa/prasyarat.
d) Menerangkan
secara singkat materi pokok dengan jelas.
e) Mengatur
siswa dalam kelompok-kelompok
belajar.
f) Membimbing
siswa mengerjakan LKS dengan benar.
g) Mendorong
dan membimbing dilakukannya keterampilan kooperatif oleh siswa.
h) Memberikan
umpan balik dan penegasan serta penguatan materi yang diajarkan.
i)
Memberikan tugas
terstruktur yang telah disesuaikan dengan indicator materi yang diajarkan.
4. Refleksi
Refleksi
merupakan langkah
untuk menganalisis hasil kerja siswa. Analisis dilakukan untuk mengukur
baik kelebihan maupun kekurangan yang terdapat pada setiap siklusnya kemudian
mendiskusikan hasil analisis secara kolaborasi dengan observer untuk perbaikan pada pelaksanaan siklus selanjutnya. Maka pada akhir siklus,aktiviatas dan kemapuan siswa dalam mengolah data materi Statistika di kelas
IX F di SMP Negeri 1
Sukaresmi dapat ditingkatkan.
Langkah-langkah
dalam refleksi adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan
data hasil pengamatan.
b. Menganalisa
data hasil pengamatan.
c. Memperbaiki
pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus
berikutnya.
d. Melaksanakan
evaluasi tindakan I dan mendiskusikan hasilnya dengan guru Matematika yang lain.
Tahap
refleksi I dilakukan berdasarkan bahan analisis yang diperoleh dari hasil
pengamatan pada siklus I, dan selanjutnya peneliti melakukan kembali
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi pada siklus II.
F.
Pengolahan Data
1. Pengumpulan data
Data penelitian ini diambil dengan menggunakan prosedur
sebagai berikut:
a.
Motivasi Belajar
Data motivasi belajar diperoleh dari hasil observasi
perilaku siswa dan aktivitas siswa dalam kelas yang berkaitan dengan kemampuan
mengolah data statistika pada pemberian tindakan. Perilaku dan aktivitas siswa
meliputi perhatian, ketekunan, konsentrasi, minat yang ditunjukan oleh
diskripsi yang telah ditentukan
b.
Data kemampuan mengolah data berupa tingkat pengusaan
siswa terhadap tugas yang diberikan setelah mengikuti proses pembelajaran
menggunakan metode penugasan melalui pemberian tugas terstruktur yang diperoleh
dari test akhir siklus dan lembar kerja serta lembar tugas terstruktur.
c.
Data tanggapan siswa terhadap metode penugasan berupa
pendapat siswa setelah mengikuti proses pembelajaran berlangsung. Data ini
diambil dengan menggunakan angket pendapat siswa.
2. Menganalisa Data
Data penelitian berupa motivasi belajar, prestasi belajar
serta tanggapan siswa terhadap metode penugasan. Analisis data motivasi,
prestasi dan angket dijelaskan sebagai berikut
a.
Analisis Motivasi
Belajar
Motivasi belajar dianalisis secara deskriptif berdasarkan
keberhasilan tindakan yaitu frekwensi depskriptif pada lembar observasi.
Depkriptor motivasi meliputi minat, perhatian, ketekunan. Prosentase
keberhasilan tindakan dapat dihitung dengan rumus:

Ã¥ Seluruh siswa
b.
Analisis Ketuntasan
Belajar siswa dan Prestasi Belajar
Kemampuan siswa dan Prestasi Belajar dianalisis dengan
ketuntasan belajar, siswa dikatakan tuntas belajar jika mencapai skor
ketuntasan belajar minimal atau KKM. Di SMP Negeri 1 Sukaresmi KKM mata
Pelajaran Matematika semester Ganjil 78 pada Materi statistika KKM yang harus
dicapai 78. Analisis Prestasi Belajar dan Kemampuan mengolah data dihitung
dengan rumus berikut:

Ã¥siswa
3. Menyimpulkan
hasil penelitian setelah data dianalisis
Menyimpulkan hasil penelitian dilihat dari prosentase
motivasi Positif dan Ketuntasan belajar. Indikator keberhasilan tinadakan untuk aspek motivasi, respon siswa dan
ketuntasan belajar siswa dapat diukur dengan cara berikut:
·
Motivasi
Positif = Prosentase Respon Positif
Siklus II – Prosentase Respon positif Siklus I
·
Prestasi belajar
siswa = Prosentase kekuntasan Siklus I – Prosentase Ketuntasan Awal
Prosentase ketuntasan siklus II – prosentase ketuntasan
Siklus I
Jika dari selisih motivasi positif ada kenaikan maka
respon siswa terhadap Metode Penugasan dalam materi Statistika diterima. Dan
jika Selisih prosentase ketuntasan awal tindakan siklus I, Siklus II ada
peningkatan maka metode Penugasan melalui pemberian tugas terstruktur dapat
diterima.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
- Seting Kelas
Penelitian
Tindakan Kelas ini dilakukan di SMP Negeri 1 Sukaresmi sekolah ini beralamat Jln. Mariwati Km 8 Desa Cikanyere Kecamatan
Sukaresmi Kabupaten Cianjur. SMP Negeri 1 Sukaresmi termasuk sekolah terbesar
di Kecamatan Sukaresmi serta
membawahi tiga Cerdas Seatap (CSA), tenaga pengajar 80% sesuai dengan bidang
yang diampu.
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IX F
yang terdiri dari 42
siswa dengan jumlah siswa perempuan 20
orang dan siswa laki-laki 22
orang.Tingkat kemampuan belajar matematika di kleas IX F heterogen. Berdasarkan
nilai yang diperoleh dari tes sebelumnya menujukkan bahwa kemampuan dan
motovasi belajar matematika pada umumnya
di kelas ini menunjukan kelas yang tingkat kemampuan dan motivasi
belajar matematikanya rendah dan tidak memuaskan. Prestasi belajar di kelas IX F ini masih rendah
karena jumlah siswa yang mencapai nilai
diatas KKM yang ditetapkan masih sedikit. KKM pada semester ganjil mata
pelajaran matematika 78
hasil kumulatif perhitungan KKM dari kompetensi dasar yang terdapat pada
semester ganjil
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah diuraikan maka pada di kelas IX F perlu adanya tindakan
yang bervariatif sehingga perolehan prestasi belajar siswa meningkat maka
peneliti mengambil sikap bahwa pada materi
Statistika semester ganjil ini menggunakan metode pemberian tugas terstruktur agar pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan KKM. Metode Pemberian Tugas Tersturuktur merupakan salah
satu metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan kemampuan mengolah data
karena dengan metode pemebriantugas terstruktur ini siswa mempunyai
motivasi yang tinggi untuk meningkatkan kerja kelompok, bertanggung jawab,
meningkatkan kinerja individu sehingga hasil
belajar akan
meningkat.
- Hasil Tindakan siklus I
1)
Perencanaan
a.
Sebelum menyusun
rencana pelakasanaan pembelajaran, peneliti melakukan identifikasi masalah dan
merencanakan langkah-langkah yang akan dilaksanakan;
b.
Menyususn rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk pelaksaan Siklus I;
c.
Menentukan materi yang
akan dijadikan materi penelitian;
d.
Mengembangkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
e.
Mengembangkan format
evaluasi;
f.
Mengembangkan format
observasi pembelajaran.
2)
Pelaksanaan
Pelaksanaan
tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan sebagai berikut:
a. Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan format evaluasi serta observasi
dilaksanakan tanggal 09 Oktober 2011.
b. Pelaksanaan
pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan hari Selasa tanggal 11 Oktober
2011
a)
Guru terlebih dahulu
meneliti tingkat kesiapan siswa, mengecek absensi siswa serta mengkondisikan
kelas agar dapat mengikuti proses pembelajaran secara kondusif;
b)
Menyampaikan
apersepsi dan motivasi mempelajari materi yang akan diajarkan dalam
kehidupan sehari-hari;
c)
Guru menyampaikan
secara singkat tentang cara pengumpulan data;
d)
Guru memberikan
permasalahan kepada siswa untuk dikumpulkan data dari teman sekelasnya. Data
yang harus dikumpulkan oleh siswa yaitu; ukuran sepatu, ukuran sepatu, bulan lahir, hari
lahir, mata pelajaran yang disukai, warna kesukaan;
e)
Peserta didik mendiskusikan dan mengumpulkan data dari
teman sekelasnya;
f)
Peserta didik menyelesaikan masalah yang dicatat
dengan tally/turus;
g)
Guru memberikan bimbingan dan memberi pengarahan kerja peserta didik;
h)
Guru membahas hasil kerja peserta didik dan memberikan
penguatan-penguatan;
i)
Peserta didik disarankan membuat rangkuman dibawah
bimbingan guru;
j)
Refleksi: Perwakilan peserta didik diberi kesempatan
untuk mengemukakan proses pembelajaran dan metode yang dipakai;
k)
Guru menutup pembelajaran dan memberikan penugasan
terstruktur yang telah disiapkan untuk lebih memahami cara pengumpulan data dan
pencatatan dengan turus waktu penyelesaian tugas terstruktur pertemuan yang
akan datang;
c.
Pelaksanaan
pembelajaran pada pertemuan kedua dilaksanakan hari Kamis tanggal 13 Oktober
2011;
a)
Guru terlebih dahulu
meneliti tingkat kesiapan siswa, mengecek absensi siswa serta mengkondisikan
kelas agar dapat mengikuti proses pembelajaran secara kondusif;
b)
Menyampaikan
apersepsi dan motivasi mempelajari materi yang akan diajarkan dalam
kehidupan sehari-hari;
c)
Guru menyampaikan
secara singkat dengan contoh tentang cara mengurutkan data, data terendah, data
tertinggi dan jangkauan;
d)
Guru memberikan
petunjuk agar siswa mengerjakan tugas terstruktur untuk diselesaikan secara
berkelompok. Tugas terstruktur berisi soal uraian tentang mengurutkan data,
data terendah, data teringgi dan jangkauan;
e)
Siswa mengerjakan tugas
terstruktur guru mengawasi dan memberikan bimbingan kepada siswa yang belum
mengerti;
f) Perwakilan
siswa untuk menyampaikan hasil kerja guru memberikan penguatan-penguatan;
g)
Peserta didik disarankan membuat rangkuman dibawah
bimbingan guru;
h)
Refleksi: Perwakilan peserta didik diberi kesempatan
untuk mengemukakan proses pembelajaran dan metode yang dipakai;
i) Guru menutup pembelajaran dan memberikan
penugasan terstruktur yang telah disiapkan untuk lebih memahami cara mengurutkan
data, menentukan data tertinggi, data terendah dan jangkauan, waktu
penyelesaian tugas terstruktur pertemuan yang akan datang.
3)
Observasi
Dari hasil observasi siklus I, didapatkan bahwa
dalam melaksanakan pembelajaran Matematika dengan metode pemberian tugas
terstruktur pada Siklus I, guru telah merapkannya sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan. Berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan oleh observer, guru kurang dalam memotivasi siswa
sehingga ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini
terbukti dari masih banyak siswa yang kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Masalah lain yang didapat dari pengamatan observer adalah pada
saat pengumpulan data pertemuan pertama waktunya kurang mencukupi.
Data mengenai keaktifan siswa dapat diperoleh
dengan menggunakan lembar observasi seperti pada lampiran. Keaktifan siswa
tersebut dapat dilihat dalam hal mengikuti proses pembelajaran berlangsung.
Data mengenai keaktifan siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Data mengenai Keaktifan Siswa
Pada Siklus I
Partisipasi Siswa
|
Jumlah siswa
|
Prosentase
|
Sangat Aktif
|
2
|
5%
|
Cukup Aktif
|
30
|
71%
|
Kurang Aktif
|
10
|
24%
|
Jumlah
|
42
|
100
|

Grafik 4.1
Keaktifan siswa pada siklus I
Data mengenai aktifitas siswa pada siklus I
menunjukkan bahwa motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran termasuk kategori
cukup aktif. Untuk mengetahui hasil belajar
siswa, maka pada akhir siklus I dilakukan tes akhir siklus dapat dilihat pada
tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
NO
|
NAMA
|
NILAI
|
KETERANGAN
|
||
KKM
|
PEROLEHAN
|
TUNTAS
|
TIDAK TUNTAS
|
||
1
|
Ai
Nurjamilah
|
78
|
78
|
√
|
|
2
|
Andini
Diniatul Zaman
|
78
|
78
|
√
|
|
3
|
Aria
Rahmat Hidayat
|
78
|
78
|
√
|
|
4
|
Aris
Munandar
|
78
|
79
|
√
|
|
5
|
Asri
Afrilianti
|
78
|
78
|
√
|
|
6
|
Budi
|
78
|
50
|
|
√
|
7
|
Deby
Susi Yanti
|
78
|
78
|
√
|
|
8
|
Dedi
Setiadi
|
78
|
50
|
|
√
|
9
|
Dian
Ratna Sintiawati
|
78
|
50
|
|
√
|
10
|
Dodi
Kurnia
|
78
|
55
|
|
√
|
11
|
Elia
Damayanti
|
78
|
79
|
√
|
|
12
|
Erick
Budiman Pamungkas
|
78
|
50
|
|
√
|
13
|
Erniawati
|
78
|
79
|
√
|
|
14
|
Gina
Yuliani
|
78
|
78
|
√
|
|
15
|
Idan
|
78
|
60
|
|
√
|
16
|
Ilma
Huzaemah
|
78
|
78
|
√
|
|
17
|
Irwan
Purwandi
|
78
|
50
|
|
√
|
18
|
Iyet
Nurhayati
|
78
|
79
|
√
|
|
19
|
Lusiana
Apriliani
|
78
|
60
|
|
√
|
20
|
M.
Naufal Amar Siddik
|
78
|
65
|
|
√
|
21
|
Mita
Reskyyanti
|
78
|
78
|
√
|
|
22
|
Moch.
Ikmal
|
78
|
50
|
|
√
|
23
|
Muhamad
Jaelani
|
78
|
78
|
√
|
|
24
|
Muhammad
Wishal Albaqy
|
78
|
60
|
|
√
|
25
|
Nengsih
|
78
|
60
|
|
√
|
26
|
Nurmalasari
|
78
|
78
|
√
|
|
27
|
Pandu
Pangestu
|
78
|
80
|
√
|
|
28
|
Peri
Apriandi
|
78
|
40
|
|
√
|
29
|
Puput
Ibadihati Solehah
|
78
|
79
|
√
|
|
30
|
Resdiana
Depi
|
78
|
78
|
√
|
|
31
|
Restiyana
Faujiah
|
78
|
78
|
√
|
|
32
|
Robi
Awaludin
|
78
|
79
|
√
|
|
33
|
Rosita
|
78
|
40
|
|
√
|
34
|
Sandi
Kurnia
|
78
|
84
|
√
|
|
35
|
Sandi
Supiandi
|
78
|
25
|
|
√
|
36
|
Siti
Fatimah Ahmad
|
78
|
78
|
√
|
|
37
|
Siti
Nuralifah
|
78
|
78
|
√
|
|
38
|
Siti
Wasilah
|
78
|
78
|
√
|
|
39
|
Susi
Yanti
|
78
|
78
|
√
|
|
40
|
Taofik
Hidayat
|
78
|
40
|
|
√
|
41
|
Yayang
Yuliyandi
|
78
|
50
|
|
√
|
42
|
Yuniarti
|
78
|
78
|
√
|
|
Jumlah
|
2819
|
25
|
17
|
||
Rata-rata
|
67,1
|
|
|
||
Nilai tertinggi
|
84,0
|
|
|
||
Nilai terendah
|
25,0
|
|
|
||
% Lulus
|
|
60
|
|
||
% Tidak Lulus
|
|
|
40
|

Grafik 4.2
Hasil Belajar Siklus I
Berdasarkan tabel 4.2 dan grafik 4.2 tentang hasil belajar siswa siklus, grafik siklus I
maka dapat terlihat bahwa 25 siswa yang tuntas nilainya
diatas KKM atau 60% dan 17 siswa atau 40% tidak tuntas dari KKM 78 yang telah ditetapkan. Rata-rata nilai
pada akhir siklus I 67,1 dengan nilai tertinggi 84 dan
nilai terendah 25. Dari data tersebut memberi gambaran bahwa keaktifan siswa
cukup maka hasil belajar tergolong cukup. Hal ini menjadi tolak ukur
pelaksanaan siklus II.
4)
Refleksi
Berdasarkan analisis data di atas, masih terdapat
kekurangan-kekurangan pada Siklus I. Kekurangan-kekurangan tersebut antara lain
guru kurang memotivasi siswa dan mengkondisikan siswa pada waktu mengerjakan
lembar kerja dan tugas terstruktur, akibatnya masih banyak siswa yang kurang
aktif dalam pembelajaran. Selain itu guru juga kurang bisa mengelola waktu
terutama ketika mengerjakan lembar kerja dan tugas terstuktur tentang
pengumpulan data dari berbagai masalah kepada teman sekelas. Akibatnya waktu
yang dibutuhkan cukup lama. Dengan adanya kekurangan-kekurangan tersebut, maka
perlu adanya perbaikan-perbaikan pada pelaksanaan KBM siklus II. Selain itu
guru juga tidak memberi motivasi dan mengarahkan siswa yang tidak aktif dalam
belajar agar pada pertemuan berikutnya kegiatan pembelajaran lebih baik. Dengan banyaknya siswa yang aktif dalam
kegiatan pembelajaran, maka kegiatan pembelajaran dapat berjalan lebih baik.
Selain memotivasi siswa, guru juga memperbaiki
tugas terstruktur dari segi soal-soalnya harus bisa dipahami oleh siswa dan
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran materi Statistika.
- Hasil Tindakan siklus II
1)
Perencanaan
a. Menyusun
dan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk pelaksanaan
Siklus II.
b. Menyusun
lembar kerja dan tugas terstruktur yang disesuaikan dengan tujuan dalam Siklus
II.
c. Menyusun
dan mengembangkan alat evaluasi dan observasi pelaksanaan Siklus II.
2)
Pelaksanaan
Pelaksanaan
tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan sebagai berikut:
a. Menyusun
dan mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, alat evaluasi dan observasi yang
dilaksananakan tanggal 15 Oktober 2011.
b. Pelaksanaan
pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan hari Selasa tanggal 18 Oktober
2011.
a)
Mengajak siswa untuk berdo’a bersama-sama, mengecek
kehadiran siswa dan mengkondisikan
kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dari mulai
kedisiplinan, kebersihan;
b)
Apersepsi: Mengingat kembali pengertian data, dan cara
pengumpulan data, data besar, data kecil serta jangkauan data dan membahas
tugas terstruktur pertemuan yang lalu;
c)
Motivasi: Menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat
ukuran pemusatan dalam data tunggal serta penafsiran;
d)
Guru menginformasikan agar peserta didik berhitung
dari 1 s.d 3 antara laki-laki dan perempuan supaya rata jumlahnya;
e)
Guru memberikan permasalah yang harus dicari tahu
tiap-tiap nomor. Untuk yang bernomor 1 mempelajari tentang mean, no 2
mempelajari tentang modus, dan no 3 mempelajari tentang median;
f)
Peserta didik mendiskusikan masing-masing permasalahan
dengan rasa jujur batasan waktu 10 menit, guru mengamati dan memberi bimbingan;
g)
Perwakilan masing-masing nomor untuk menyampaikan
secara ringkas hasil diskusinya;
h)
Bersama-sama peserta didik dan guru membahas
pengertian mean, modus, dan median serta cara menentukan mean, modus dan median;
i)
Guru memberikan penjelasan kepada peserta didik untuk
menyelesaikan lembar kerja yang berisi
soal menentukan mean, modus dan median data tunggal;
j)
Peserta didik mendiskusikan lembar kerja tersebut guru
mengamati dan memberi bimbingan;
k)
Guru membahas hasil kerja peserta didik dan memberikan
penguatan-penguatan;
l)
Siswa disarankan membuat rangkuman dibawah bimbingan
guru;
m)
Refleksi : Perwakilan peserta didik diberi kesempatan
untuk mengemukakan proses pembelajaran dan metode yang dipakai;
n)
Guru memberikan penugasan terstruktur yang telah
disiapkan untuk lebih memahami cara menetukan mean, modus dan median data
tunggal, waktu penyelesaian tugas terstruktur pada pertemuan yang akan datang.
c. Pelaksanaan
pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan tanggal 20 Oktober 2011
a)
Mengajak siswa untuk berdoa bersama-sama, mengecek
kehadiran siswa dan mengkondisikan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan baik mulai dari kedisiplinan berpakaian, kebersihan kelas;
b)
Membahas tugas terstruktur pertemuan sebelumnya;
c)
Apersepsi : Mengingat kembali mean, Modus dan Median
data tunggal;
d) Motivasi : Menyampaikan tujuan
pembelajaran dan manfaat ukuran penyebaran data tunggal;
e)
Guru menginformasikan agar siswa belajar berkelompok
dengan permasalahan ukuran penyebaran data tunggal;
f)
Siswa mendiskusikan masing-masing permasalahan dengan
batasan waktu 10 menit, guru mengamati dan memberi bimbingan;
g)
Perwakilan siswa untuk menyampaikan secara ringkas
hasil diskusi;
h)
Bersama-sama peserta didik dan guru membahas cara
menentukan ukuran penyebaran dan jangkauan interquartil data tunggal;
i)
Guru memberikan penjelasan kepada siswa untuk
menyelesaikan lembar kerja yang berisi
soal menentukan ukuran penyebaran dan jangkauan interquartil data tunggal;
j)
Siswa mendiskusikan lembar kerja tersebut guru
mengamati dan memberi bimbingan;
k)
Guru membahas hasil kerja siswa dan memberikan penguatan;
l)
Peserta didik disarankan membuat rangkuman dibawah
bimbingan guru;
m)
Refleksi : Perwakilan peserta didik diberi kesempatan
untuk mengemukakan proses pembelajaran dan metode yang dipakai;
n)
Guru memberikan penugasan terstruktur yang telah
disiapkan untuk lebih memahami cara menetukan ukuran penyebaran data
tunggal, waktu penyelesaian tugas
terstruktur pada pertemuan yang akan datang.
3)
Observasi
Pada pelaksanaan Siklus II ini guru melakukan
perbaikan-perbaikan dari kekurangan pada siklus I. Perbaikan dalam proses
pembelajaran yang dilakukan adalah lebih memotivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran kepada siswa yang tidak aktif. Karena banyaknya siswa yang aktif
dalam proses pembelajaran, maka proses pembelajaran dapat berjalan lebih baik.
Selain memberikan motivasi, guru juga memberikan penjelasan tentang pentingnya
lembar kerja dan tugas terstruktur untuk memahami materi yang diajarkan dengan
mandiri.
Data mengenai keaktifan siswa dapat diperoleh
dengan menggunakan lembar observasi, pada siklus II dapat disajikan pada tabel
4.3
Tabel 4.3
Data Keaktifan Siswa Siklus II
Partisipasi Siswa
|
Jumlah siswa
|
Prosentase
|
Sangat Aktif
|
6
|
14%
|
Cukup Aktif
|
33
|
79%
|
Kurang Aktif
|
3
|
7%
|
Jumlah
|
42
|
100
|

Grafik 4.3
Data Keaktifan Siswa Siklus II
Data mengenai aktifitas siswa pada siklus II
menunjukkan bahwa motivasi siswa dari Siklus I ke Siklus II ada peningkatan.
Banyaknya siswa yang kurang aktif pada Siklus I ada 10 siswa sedangkan pada
siklus II ada 3 siswa yang kurang aktif
dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dikarenakan latar belakang siswa
yang berasal dari keluarga tidak mampu dan rumah yang jauh dari sekolah. Untuk
mengetahui keberhasilan kegiatan belajar mengajar Siklus II maka dilakukan tes
akhir Siklus II, hasil belajar Siklus II dapat disajikan dalam tabel 4.4
Tabel 4.4
Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
NO
|
NAMA
|
NILAI
|
KETERANGAN
|
||
KKM
|
PEROLEHAN
|
TUNTAS
|
TIDAK TUNTAS
|
||
1
|
Ai
Nurjamilah
|
78
|
79
|
√
|
|
2
|
Andini
Diniatul Zaman
|
78
|
79
|
√
|
|
3
|
Aria
Rahmat Hidayat
|
78
|
79
|
√
|
|
4
|
Aris
Munandar
|
78
|
79
|
√
|
|
5
|
Asri
Afrilianti
|
78
|
79
|
√
|
|
6
|
Budi
|
78
|
78
|
√
|
|
7
|
Deby
Susi Yanti
|
78
|
78
|
√
|
|
8
|
Dedi
Setiadi
|
78
|
50
|
√
|
|
9
|
Dian
Ratna Sintiawati
|
78
|
78
|
√
|
|
10
|
Dodi
Kurnia
|
78
|
79
|
√
|
|
11
|
Elia
Damayanti
|
78
|
78
|
√
|
|
12
|
Erick
Budiman Pamungkas
|
78
|
78
|
√
|
|
13
|
Erniawati
|
78
|
79
|
√
|
|
14
|
Gina
Yuliani
|
78
|
78
|
√
|
|
15
|
Idan
|
78
|
60
|
|
√
|
16
|
Ilma
Huzaemah
|
78
|
78
|
√
|
|
17
|
Irwan
Purwandi
|
78
|
50
|
|
√
|
18
|
Iyet
Nurhayati
|
78
|
79
|
√
|
|
19
|
Lusiana
Apriliani
|
78
|
79
|
√
|
|
20
|
M.
Naufal Amar Siddik
|
78
|
79
|
√
|
|
21
|
Mita
Reskyyanti
|
78
|
78
|
√
|
|
22
|
Moch.
Ikmal
|
78
|
50
|
|
√
|
23
|
Muhamad
Jaelani
|
78
|
78
|
√
|
|
24
|
Muhammad
Wishal Albaqy
|
78
|
78
|
√
|
|
25
|
Nengsih
|
78
|
79
|
√
|
|
26
|
Nurmalasari
|
78
|
79
|
√
|
|
27
|
Pandu
Pangestu
|
78
|
82
|
√
|
|
28
|
Peri
Apriandi
|
78
|
40
|
|
√
|
29
|
Puput
Ibadihati Solehah
|
78
|
79
|
√
|
|
30
|
Resdiana
Depi
|
78
|
78
|
√
|
|
31
|
Restiyana
Faujiah
|
78
|
78
|
√
|
|
32
|
Robi
Awaludin
|
78
|
80
|
√
|
|
33
|
Rosita
|
78
|
78
|
√
|
|
34
|
Sandi
Kurnia
|
78
|
86
|
√
|
|
35
|
Sandi
Supiandi
|
78
|
35
|
|
√
|
36
|
Siti
Fatimah Ahmad
|
78
|
78
|
√
|
|
37
|
Siti
Nuralifah
|
78
|
78
|
√
|
|
38
|
Siti
Wasilah
|
78
|
78
|
√
|
|
39
|
Susi
Yanti
|
78
|
78
|
√
|
|
40
|
Taofik
Hidayat
|
78
|
79
|
√
|
|
41
|
Yayang
Yuliyandi
|
78
|
50
|
|
√
|
42
|
Yuniarti
|
78
|
78
|
√
|
|
Jumlah
|
3088
|
36
|
6
|
||
Rata-rata
|
73,5
|
|
|
||
Nilai tertinggi
|
86,0
|
|
|
||
Nilai terendah
|
25,0
|
|
|
||
% Lulus
|
|
86
|
|
||
% Tidak Lulus
|
|
|
14
|

Grafik 4.4
Hasil Belajar Siklus
Melihat tabel 4.4 dan grafik 4.4 tentang hasil belajar siswa siklus II, grafik hasil belajar Siklus II maka didapat 36 siswa yang tuntas, nilainya
diatas KKM atau 86% dan 6 siswa atau 14% tidak tuntas dari KKM 78 yang telah ditetapkan. Rata-rata nilai
pada akhir siklus II 73,5 dengan nilai tertinggi 86 dan
nilai terendah 35.
Dari data
tersebut maka keaktifan siswa ada
kenaikan demikian juga hasil belajar diakhir Siklus II juga mengalami
kenaikan yang signifikan dari Siklus I
dan Siklus II.
4)
Refleksi
Dari data observasi Siklus II didapat sebagian
besar siswa mengikuti pembelajara dengan baik. Hal ini dikarenakan siswa merasa
tertarik dan termotivasi dalam KBM yang menggunakan metode pemberian tugas terstruktur. Siswa sudah
mulai tertarik belajar Matematika dengan pemberian tugas terstruktur karena
dengan mengerjakan tugas terstruktur melatih siswa untuk bertanggung jawab
dalam tugas serta melatih kemandirian siswa.
B.
Pembahasan
Berdasarkan
hasil observasi dan evaluasi yang dilakukan pada Siklus I dan Siklus II, maka dapat diketahui
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat disajikan dalam tabel 4.5 berikut;
Tabel 4.5
Data Keaktifan Siswa Siklus I, Siklus II
NO
|
KUALIFIKASI
|
SIKLUS I
|
SIKLUS II
|
|
1
|
SANGAT AKTIF
|
2
|
6
|
|
2
|
CUKUP
AKTIF
|
30
|
33
|
|
3
|
KURANG
AKTIF
|
10
|
3
|
|
JUMLAH
|
42
|
42
|

Grafik 4.5
Keaktifan siswa pra
siklus, siklus I, siklus II
Dari tabel dan
grafik keaktifan siswa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada kenaikan
jumlah siswa yang aktif hal ini terlihat dari jumlah siswa yang kurang aktif
pada pra siklus, Siklus I, Siklus II semakin menurun jumlah siswa yang kurang
aktif. Jumlah siswa yang kurang aktif pada
Siklus I ada 10 siswa dan Siklus II ada 3 siswa,
dengan adanya penurunan jumlah siswa yang kurang aktif maka dapat disimpulkan
pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas terstruktur dapat
meningkatkan keaktifan siswa dan melatih untuk bertanggung jawab serta
kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas.
Berdasarkan
hasil evaluasi yang dilakukan pada Siklus I, Siklus II menunjukkan peningkatan
prosentase ketuntasan belajar materi statistika di kelas IX-F seperti terlihat
dalam table 4.6
berikut
Tabel 4.6
Data prosentase hasil
evaluasi Siklus I, Siklus
II
NO
|
KEGIATAN
|
TUNTAS
|
TIDAK TUNTAS
|
|
1
|
Siklus I
|
60
|
40
|
|
2
|
Siklus II
|
86
|
14
|

Grafik 4.6
Ketuntasan hasil
belajar siklus I, dan siklus II
Dari tabel dan
grafik ketuntasan hasil belajar siklus
I, siklus II menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan, pada siklus
I prosentase yang tuntas 60% tidak tuntas 40% sedangkan pada siklus
II terdapat 86%
tuntas 14% tidak tuntas, hal ini menunjukkan peningkatan yang siqnifikan.
Selain tabel dan
grafik keaktifan belajar siswa dan ketuntasan hasil belajar juga peneliti
sajikan tabel 4.7
dan grafik 4.7
adalah tabel dan grafik rata-rata hasil belajar siswa siklus I, dan siklus II.
Tabel 4.7
Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus
I, siklus II
NO
|
KEGIATAN
|
RATA-RATA
|
|
1
|
Siklus I
|
67,1
|
|
2
|
Siklus II
|
73,5
|

Grafik
4.7
Rata-rata hasil belajar
siklus I, siklus II
Berdasarkan
hasil penelitian dua siklus tersebut menunjukkan peningkatkan keaktifan dan
prosentase kenaikan serta rata-rata hasil belajar siswa terbukti dari tabel dan
grafik keaktifan, prosentase ketuntasan, rata-rata hasil belajar siswa pada
pembelajaran Matematika dengan metode pemberian tugas terstruktur.
Hal
ini dapat peneliti simpulkan bahwa pembelajaran dengan metode pemberian tugas
terstruktur selain meningkatkan keaktifan siswa juga meningkatkan hasil belajar
siswa. Dengan demikian hipotesis tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini,
yang menyatakan bahwa dengan menggunakan Metode Pemberian Tugas Tersturuktur
dalam materi Statistika, maka hasil belajar siswa kelas IX-F SMP Negeri 1
Sukaresmi Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat menunjukan peningkatan yang
signifikan, dapat diterima.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan di SMP Negeri 1 Sukaresmi pada kelas IX-F Tahun pelajaran 2011/2012
bahwa hasil belajar dan kemampuan
siswa dalam mengolah data
pada mata pelajaran Matematika materi Satistika sesudah menggunakan metode
pembelajaran pemberian tugas terstruktur menujukkan hasil yang memuaskan. Dari
uraian pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil
belajar dan kemampuan siswa dalam mengolah data pada
materi statistika di
kelas IX-F SMP Negeri 1 Sukaresmi sebelum
menggunakan metode pemberian tugas terstruktur mempunyai nilai rata-rata kelas
55,8 dengan prosentase
ketuntasan 31%.
Pada saat pembelajaran diubah menggunakan metode pemberian tugas terstruktur
maka nilai rata-rata meningkat menjadi 67,1 dengan prosentase
ketuntasan 60%
pada siklus I dan 73,5 dengan prosentase
ketuntasan 86%
pada siklus II;
2. Penerapan
metode pemberian tugas terstruktur mempunyai manfaat yang baik, karena
menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa serta kemampuan mengolah data serta siswa tidak bosan sehingga minat belajar meningkat. Hal ini
terbukti pada keaktifan siswa pada saat pra siswa siklus masih terdapat 12
siswa yang tidak aktif, pada siklus I terdapat 10 yang tidak aktif serta pada
siklus II terdapat 3 siswa yang tidak aktif.
B.
Saran
Setelah
melaksanakan Penelitian Tindakan kelas ini, saran yang dapat peneliti ajukan
sebagai berikut;
1. Seorang
guru harus bervariasi menggunakan metode pembelajaran untuk menghindari
kejenuhan siswa. Selain metode pembelajaran yang bervariatif guru juga
diharuskan untuk menyusun tugas terstruktur yang disesuaikan dengan materi yang
diajarkan;
2. Seorang
guru harus selalu aktif melibatkan siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung;
3. Hendaknya
seorang guru selalu memotivasi siswa untuk selalu belajar di rumah yaitu dengan
cara memberikan tugas terstruktur bertujuan untuk memahani materi lebih matang.
4. Metode pembelajaran pemberian tugas terstruktur dapat
menumbuhkan tanggung jawab siswa serta kemandirian dalam memahami materi
pembelajaran.
5. Metode
pembelajaran pemberian tugas terstruktur dapat dikembangkan dan diterapkan pada
pokok bahasan yang lain. Sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai
pengembangan penelitian ini;
6. Sekolah
hendaknya memfasilitasi untuk kegiatan Penelitian Tindakan Kelas yang
dituangkan dalam RKS dan RAKS.
7. Sekolah harus menganjurkan kepada guru untuk menyusun
tugas terstruktur yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto
Suharsimi, 1997, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Arikunto
Suharsimi, 2008, Dasar-Dasar Evaluasi,
Edisi Revisi, Jakarta,: Bumi
Aksara
Dimyati
dan Mudjiona, 2002 Belajar Dan
Pembelajaran, Jakarta : Rineka
Cipta
Djamarah,
S.B dan A.Zain, 2002, Strategi Belajar
Mengajar, Jakarta : Rhineka
Cipta
Hamalik
Omar, 2001, Proses Belajar Mengajar,
Jakarta: PT Bumi Aksara
Kusumah
Wijaya dan Dwitagama Dedi, 2009, Mengenal
Penelitian Tindakan
Kelas, Jakarta: PT. Indek
Muslihuddin, 2008, Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan
Kelas dan
Sekolah, LPMP Jawa Barat
Nunik Avianti Agus,2007,Mudah Belajar Matematika Untuk Kelas IX
SMP/MTs,
BSE Pusat Perbukuan Depniknas
Permendiknas No 22
Tahun 2007 tentang Standar Isi
Sudjana, 1995, Statistika, Transito Bandung
Sukadi,
2006, Guru Powerful Guru Masa Depan,
Bandung: Penerbit Kolbu
Tim Penyusun
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Jakarta:Balai Pustaka,
Uzer
Usman Moh, 1996, Menjadi Guru Profesional,
Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
1 komentar:
makasih..... tulisan anda menginspirasi langkah2 KBM yang akan saya buat
Posting Komentar